Rabu 04 Mar 2020 14:43 WIB

Bio Farma Sebut Penelitian Vaksin Corona Bisa Butuh 10 Tahun

Bio Farma, Eijkman dan CEPI melakukan kolaborasi riset vaksin corona.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas menyiapkan vaksin. ilustrasi
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Petugas menyiapkan vaksin. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG- PT Biofarma sedang melakukan kerja sama penelitian bersama lembaga riset tingkat nasional dan internasional untuk mencari vaksin virus korona atau covid-19. Beberapa lembaga riset diantaranya Litbangkes Kementerian Kesehatan, lembaga riset Eijkman dan lembaga Coalition for Epidemic Preparedness Initiative (CEPI).

Head Of Corporate Communications, Iwan Setiawan mengatakan pihaknya bersama lembaga-lembaga riset tersebut tengah melakukan penelitian bersama dan pengembangan vaksin untuk virus korona atau covid-19. Menurutnya, proses penelitian dalam kondisi normal bisa berjalan 10 hingga 15 tahun.

Baca Juga

"Vaksin itu harus mampu membuat bibitnya dari covid-19. Ini yang lama, belum (diantaranya) ada uji klinis dan seterusnya," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (4/3).

Dalam kondisi darurat wabah covid-19, ia mengungkapkan memerlukan emergency policy. Saat ini katanya vaksin yang ada belum bisa digunakan untuk mengatasi covid 19. Namun secara umum katanya untuk menjaga ketahanan tubuh dengan hidup bersih dan higienis.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mendorong BUMN farmasi yakniBio Farma untuk mengupayakan pengembangan vaksin corona dalam rangka mencegah penyebaran wabah virus tersebut. "Yang pasti BUMN farmasi yakni Bio Farma akan (didorong) untuk siap membuat vaksin dan kalau sudah ada akan mereka coba," ujar Staf Khusus Kementerian BUMN, Arya Sinulingga.

Arya mengatakan BUMN farmasi ini akan bekerja sama dengan lembaga-lembaga riset kesehatan dan vaksin tingkat nasional maupun internasional. Seperti Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.

"Bio Farma akan didorong untuk bekerja dalam rangka mengupayakan vaksin corona tersebut," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement