Kamis 27 Feb 2020 11:22 WIB

Ketika Dunia Membandingkan Nicola Tesla dan Thomas Edison

Tesla dan Edison terlibat perang arus dalam hal sistem kelistrikan AC dan DC.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Dwi Murdaningsih
Nicola Tesla (kiri) dan Thomas Edison (kanan).
Foto: india today
Nicola Tesla (kiri) dan Thomas Edison (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nikola Tesla, seorang ilmuwan berdarah Serbia-Amerika adalah seorang jenius dan eksentrik. Penemuannya menghadirkan kekuatan modern dan sistem komunikasi massa. 'Musuh' dan mantan bosnya, Thomas Edison, adalah penemu bola lampu Amerika yang ikonik, fonograf dan gambar bergerak.

Kedua jenius yang bertikai itu melancarkan ‘Perang Arus’ pada 1880-an mengenai sistem kelistrikannya yang akan memberi daya pada dunia (sistem arus bolak-balik (AC) Tesla atau daya listrik saingan arus searah (DC) Edison).

Beberapa perdebatan menjadi lebih panas saat membandingkan Nikola Tesla dan Thomas Edison. Jadi, siapa penemu yang lebih baik?

“Mereka adalah penemu yang berbeda, tetapi kita tidak bisa benar-benar mengatakan salah satunya lebih baik, karena masyarakat Amerika membutuhkan beberapa penemuan Edison dan memerlukan beberapa penemuan Tesla,” kata penulis buku ‘Tesla: Penemu Era Listrik’, W Bernard Carlson.

Inilah cara kedua penemu itu berduel, dilansir dari Live Science.

Paling Brilian?

Tesla memiliki memori eidetik, yang berarti dia bisa mengingat gambar dan objek dengan tepat. Ini memungkinkannya untuk secara akurat memvisualisasikan objek 3D yang rumit. Dan sebagai hasilnya, ia dapat membangun prototipe yang bekerja menggunakan beberapa gambar awal.

“Dia benar-benar mengerjakan penemuannya dalam imajinasinya,” kata Carlson.

Sebaliknya, Edison lebih menggunakan sketsa untuk penemuannya.

“Jika kita pergi ke laboratorium dan mengawasinya di tempat kerja, kita akan menemukan dia punya banyak barang di mejanya seperti, kabel dan gulungan serta berbagai bagian penemuan,” papar Carlson.

Menurut Thomas Edison National Historic Park, Edison memegang 1.093 paten. Sementara menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada 2006 di Simposium Internasional Keenam Nikola Tesla, Tesla mengumpulkan kurang dari 300 paten di seluruh dunia.

Dalam hal total paten, Edison memiliki total lebih banyak karena memiliki banyak asisten yang membantunya menyusun penemuan, dan juga membeli beberapa patennya.

Pemikiran Paling Maju

“Meskipun bola lampu, fonograf dan gambar bergerak disebut-sebut sebagai penemuan paling penting Edison, sebenarnya orang lain juga sudah mengerjakan teknologi serupa,” kata seorang arsiparis di Taman Sejarah Nasional Thomas Edison New Jersey, dan penulis Edison and the Rise of Innovation, Leonard DeGraaf.

Andaikan pada saat itu Edison tidak menjadi penemu benda-benda itu, sudah banyak orang yang sedang meneliti dan menuju ke arah penemuan itu.

Dalam langkah pemikiran ringkasnya, Edison menolak gagasan Tesla yang dianggapnya tidak praktis tentang sistem transmisi tenaga listrik arus bolak-balik (AC). Dia justru mempromosikan sistem DC-nya yang lebih sederhana, padahal itu juga kurang efisien.

Sebaliknya, gagasan Tesla seringkali merupakan teknologi yang lebih di luar akal dan tidak dimiliki siapapun di pasaran. Seperti pembangkit listrik motor dan hidroelektriknya yang terpasang di Air Terjun Niagara (pembangkit listrik jenis pertama yang benar-benar memberi aliran listrik kepada dunia).

Tesla juga menghabiskan waktu bertahun-tahun bekerja pada sistem yang dirancang untuk mentransmisikan suara, gambar, dan gambar bergerak secara nirkabel. Membuatnya terlihat sebagai seorang futuris, yang bisa disebut bapak radio, telepon, ponsel, dan televisi yang sebenarnya.

“Seluruh sistem komunikasi massa kami didasarkan pada sistem Tesla,” kata penulis Wizard: The Life and Times of Nikola Tesla’, Marc Seifer.

Sayangnya, skema besar Tesla gagal ketika pendukung keuangannya, JP Morgan, muak dengan tahun-tahun kegagalan Tesla.

Dampak Terbesar

Warisan abadi Edison bukanlah paten atau teknologi spesifik, tetapi lebih kepada pabrik penemuannya yang membagi proses inovasi menjadi tugas-tugas kecil yang dilakukan oleh pasukan pekerjanya.

Misalnya, Edison mendapat ide untuk membuat kamera gambar bergerak, atau kinetoskop dari sebuah pembicaraan oleh fotografer Edward Muybridge, lalu ia menyerahkan sebagian besar eksperimen dan prototipe idenya itu kepada asistennya, William Dickson dan ke yang lainnya.

Dengan memiliki beberapa paten dan penemuan yang dikembangkan secara paralel, Edison memastikan asistennya memiliki situasi keuangan yang stabil untuk terus menjalankan eksperimen dan menyempurnakan desain.

“Dan kita hanya tahu bahwa dialah yang menemukan teknologi inovasi terbaru itu,” kata DeGraaf.

Penemuan Tesla adalah tulang punggung kekuatan modern dan sistem komunikasi, tetapi kemudian ia menghilang di abad ke-20, ketika sebagian besar penemuannya hilang dari sejarah. Meskipun memiliki banyak paten dan inovasi, Tesla jatuh miskin ketika ia meninggal pada 1943.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement