Kamis 27 Feb 2020 11:10 WIB

Doomsday Vauld, Lemari Penyimpan Benih di Kutub Utara

Benih yang disimpan di Doomsday Vauld diharapkan menjadi solusi ketahanan pangan.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Dwi Murdaningsih
Kutub Utara
Foto: Reuters
Kutub Utara

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON—Potensi konflik dan perubahan iklim otomatis juga akan berdampak pada ketahanan pangan global. Hal ini pun mendorong sejumlah oranga yang peduli akan hal itu dengan menyimpan benih di Doomsday Vault.

Dilansir dari Digital Journal pada Rabu (26/2), Doomsday Vauld sendiri  sebuah lemari besi untuk menyimpan berbagai benih tanaman. Lemari itu terletak di Pulau Spitsbergen yang berada sekitar 1.300 kilometer dari Kutub Utara.

Baca Juga

Pada Selasa lalu, Doomsday Vault pun baru saja menerima kiriman sekiar 60 ribu benih baru. Diharapkan, lewat lemari yang juga diberi sebutan sebagai “bahtera Nabu Nuh” nantinya akan dapat menjaga stabilitas pangan jika tiba-tiba terjadi krisis global.

Pengelola Doomsday Vault, Stefan Schmitz mengatakan, langkah ini merupakan sebuah langkah mitigasi. “Laju perubahan iklim dan kehilangan keanekaragaman hayati meningkat. Artinya, langkah untuk menyelamatkan aneka tanaman ini dari kepunahan tentu menjadi sesuatu yang urgen,” kata Stefan Schmitz.

Ia pun menilai, banyaknya masyarakat yang mengirim benih juga jadi cermin keprihatinan dunia. Masyarakat yang peduli itu pun kemudian melakukan langkah kongkrit dengan mengirimkan benih yang nantinya akan jadi benih yang sangat berguna.

Benih yang dikirim pada Selasa itu merupakan benih yang dikirim oleh 36 lembaga regional maupun internasional. Beberapa benih yang dikirim diantaranya adalah benih beras, apel dan gandum.

Selain itu, terdapat juga benih lain seperti benih kacang, labu dan jagung. Benih beragam tanaman liar pun dikirim oleh Pangeran Charles yang memang memiliki perhatian terhadap pelestarian lingkungan.

Total, terdapat 27 benih tanaman yang dikumpulkan dari halaman rumahnya. Beberapa tanaman itu diantaranya adalah anggrek dan cowlips.

Pangeran Charles mengatakan, langkah antisipasi ini memang langkah yang sangat menantang dan masih sangat sedikit orang yang sadar akan hal ini. “Kami pun memilih untuk bertindak sekarang sebelum semua terlambat,” ujarnya.

Saat ini, total benih yang tersimpan dalam lemari dengan suhu minus 18 derajat celcius itu adaah sebanyak sekitar satu juta benih. Secara keseluruhan, lemari ini memiliki daya tampung hingga 4,5 juta benih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement