REPUBLIKA.CO.ID, CHINA—Pemerintah China melacak orang-orang di platform media sosial (medsos), seperti Twitter dan WeChat, yang berbagi informasi tentang wabah virus corona COVID-19. Mereka beranggapan informasi yang dibagikan sebagai informasi negatif virus Corona.
Seperti yang dilansir dari The Verge, Selasa (25/2), terkait regulasi protes dan perbedaan pendapat bukanlah hal baru di China. Namun orang-orang yang telah berbagi informasi tentang COVID-19 yang berasal dari Wuhan menggambarkan interaksi media sosial yang lemah tanpa pengawasan.
Ini menghasilkan respons langsung dan tidak langsung dari pemerintah China. Virus corona telah menjadi subjek perbedaan pendapat di China dengan protes daring, seperti yang terjadi setelah kematian pelapor Li Wenliang. Kematian itu memancing reaksi kemarahan.
Tagar “aku ingin kebebasan berbicara” menyebar di situs media sosial China Weibo pada jam-jam setelah kematian Li dengan dua juta unggahan yang dihapus pada hari berikutnya.
Seorang laki-laki China yang sedang berlibur di California memberitahu, bahwa ia sedang berusaha berbagi informasi tentang virus corona dengan keluarga di Wuhan melalui WeChat. Ia yakin pemerintah China mendorong teman-teman di China untuk bertanya tentang keberadaannya di Amerika Serikat dan menerima peringatan bahwa seseorang di Shanghai sedang mencoba mengakses akun WeChatnya.
Seorang pria lain yang berbasis di China mengatakan para pejabat mengunjunginya di rumahnya yang berlokasi di Dongguan. Mereka datang setelah ia menanggapi sebuah cuitan yang mengkritik cara pemerinta China menangani penyebaran virus.
Para pejabat itu mengatakan cuitannya adalah serangan terhadap pemerintah China. Ponselnya disita dan ia dipaksa menandatangani pernyataan yang mengatakan ia tidak akan mengulangi apa yang disebut ancaman.
China juga telah menindak penggunaan jaringan privat virtual (VPN). Banyak orang di China menggunakan VPN untuk mencoba menghindari sensor pemerintah secara daring. Pemerintah bahkan telah menginstruksikan petugas kesehatan untuk tidak menyebutkan virus corona dalam obrolan grup.