Senin 24 Feb 2020 13:09 WIB

Studi Sebut 25 Persen Tweet Perubahan Iklim Ditulis oleh Bot

Bot menuliskan pesan mengenai penolakan soal perubahan iklim.

Rep: Mabruroh/ Red: Dwi Murdaningsih
Perubahan iklim (Ilustrasi)
Foto: PxHere
Perubahan iklim (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sebuah studi yang dilakukan Brown University di Amerika Serikat, menyatakan bahwa 25 persen cuitan mengenai perubahan iklim atau climate change ditulis oleh Bot. Bot merupakan perangkat otomatis yang memposting konten ke platform media sosial.

Hasil penelitian tersebut menyatakan, bahwa banyak pesan yang diposting bot menyangkal adanya perubahan iklim. Tim peneliti Brown University menganalisis sebanyak 6,5 juta tweet sejak periode pengumuman Presiden AS, Donald Trump. Hasil penelitian menunjukkan seperempat tweet tentang perubahan iklim kemungkinan diposting oleh bot.

Baca Juga

"Temuan ini menunjukkan dampak substansial dari bot mekanik dalam memperkuat pesan penolakan tentang perubahan iklim, termasuk dukungan untuk penarikan Trump dari perjanjian Paris," kata peneliti seperti dilansir dari the peninsula, Senin (24/2).

Bot merupakan program komputer yang dirancang sebagai pesan otomatis, maka studi tersebut tidak dapat mengidentifikasi orang-orang yang bertanggung jawab mengatur bot yang telah dilatih untuk mengirim pesan penolakan iklim di Twitter.

Untuk penelitian ini, mereka menggunakan Botometer sebuah alat dari Indiana University. Alat tersebut menggunakan algoritma untuk menetapkan jumlah pesan otomatis di akun Twitter. Para peneliti menemukan, hanya lima persen tweet yang menganjurkan tindakan untuk melindungi lingkungan yang dihasilkan oleh bot.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement