Kamis 20 Feb 2020 15:14 WIB

Mahasiswa Ciptakan Aplikasi Deteksi Penyakit Sapi

Aplikasi memiliki fitur mengenai pengetahuan penyakit hewan ternak, khususnya sapi.

Tiga mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menciptakan alat pendeteksi penyakit sapi (Foto: peternakan sapi)
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Tiga mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menciptakan alat pendeteksi penyakit sapi (Foto: peternakan sapi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Tiga mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menciptakan alat pendeteksi penyakit sapi. Aplikasi bernama siPicow ini dibuat karena minimnya pengetahuan para peternak terkait penyakit yang sering diderita oleh hewan ternak, khususnya sapi.

Tak hanya itu, penanganan yang mereka lakukan bisa dikatakan tidak benar dan kurang profesional. Akibatnya, kerugian bisa terjadi secara bertahap mulai dari borosnya penggunaan obat, biaya perawatan dan akomodasi yang tidak murah, serta terhentinya produksi dan penjualan.

Baca Juga

"Masalah ini harus dipecahkan," kata salah seorang tim penggagas siPicow, Muhammad Nafi’ Maula Hakim di Malang, Jawa Timur, Kamis (20/2).

Selain itu, katanya, jika kerugian tersebut tidak segera ditangani kemungkinan besar akan terjadi penyebaran penyakit yang tidak terkontrol. Hal ini disebut dapat menyebabkan timbulnya kemungkinan paling buruk, yaitu kematian pada sapi dan terjadinya kebangkrutan bagi peternak.

Berangkat dari permasalahan itu, lanjutnya, ia bersama dua rekannya, yakni Abdul Jabbar Nur Ihsan dan Muhamad Azhar Ridani mengembangkan perangkat lunak (software) bernama siPicow.

Berdasarkan hasil penggalian data melalui beberapa tahapan yang sebelumnya sudah dilakukan, terdapat beberapa fitur yang bermanfaat bagi peternak sapi. Referensi yang digunakan, antara lain adalah jurnal ilmiah, media daring, serta beberapa sumber yang kredibel dari internet.

Fitur-fitur itu, antara lain nama penyakit-penyakit yang sering diderita oleh sapi, ciri-ciri penyakit, penyebab penyakit, gejala penyakit, hingga penanganan dini terhadap penyakit. Kemudian terdapat pula fitur metode-metode penanganan yang baik dan benar menurut pakar, sketsa kandang dan lingkungan yang baik bagi sapi, serta manajemen pakan dan pengelolaan sapi.

“Tidak hanya itu, kami juga melakukan tanya jawab kepada beberapa orang yang memang ahli di bidang peternakan melalui fitur media chatting,” kata Hakim.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement