Senin 17 Feb 2020 12:02 WIB

Maeslantkering, Teknologi Pencegah Banjir di Belanda

Teknologi Maeslantkering dirasa cukup melindungi Belanda dari banjir selama 80 tahun.

Maeslantkering
Foto: wikipedia
Maeslantkering

REPUBLIKA.CO.ID, DEN HAAG -- Bencana banjir tahun 1953 yang menelan banyak korban jiwa dan menyebabkan kerugian ekonomi yang besar di Belanda. Peristiwa itu menjadi pengalaman pahit yang mengisi memori kolektif banyak orang dari lintas generasi di negara itu.

Banjir yang dipicu oleh badai Laut Utara pada 31 Januari malam dan 1 Februari pagi 67 tahun silam. Peristiwa itu meneguhkan tekad pemerintah dan rakyat Belanda untuk tidak lagi mengalami hal serupa.

Baca Juga

Di antara orang yang bencana banjir yang melanda sebagian besar wilayah Holland Selatan, Zeeland, dan Brabant Utara pada 1953 itu adalah Jeroen Kramer, juru bicara Het Kering Huis.

"Kami belajar dari kesalahan kami," kata Kramer, saat menunjukkan proyek Maeslantkering, infrastruktur raksasa penghambat badai Laut Utara yang selesai dibangun pada 1997.

Bagi bangsa Belanda, air merupakan "DNA" mereka. Kehadiran sarana penghambat badai Laut Utara Maeslant ini membuat lebih dari dua juta jiwa penduduk Rotterdam dapat tidur nyenyak saat badai menerjang.

Menurut dia, dalam 80 tahun mendatang, mega-proyek infrastruktur delta Maeslantkering ini masih dirasakan cukup melindungi penduduk Rotterdam. Delta Maeslantkering dibangun antara 1991 dan 1997.

Sejak kehadirannya, baru dua kali mega-infrastruktur Maeslantkering ini menutup guna menghambat luapan air laut akibat badai Laut Utara yang dahsyat. Saat itu terjadi pada 9 November 2007 dan awal 2018.

Belanda tak dapat menolak takdirnya sebagai bangsa yang mendiami wilayah berpermukaan rendah dan bahkan sebagian berada di bawah permukaan laut. Namun, kondisi alami yang demikian itu tak lantas membuat bangsa ini menyerah dengan nasib.

Mereka mengembangkan kemampuan teknologi air dan kebaharian mereka untuk mampu keluar dari pusaran bencana yang senantiasa mengancam. Di tengah ancaman alami yang bertambah dengan naiknya air muka laut akibat pemanasan global di banyak tempat di dunia, Belanda menjawab semua tantangan yang ada dengan membangun sejumlah infrastruktur delta guna mengantisipasi ancaman banjir.

Infrastruktur Maestlantkering dilengkapi dua lengan baja yang dapat bergerak secara otomatis. Pada saat terbuka menjadikannya alur keluar masuk kapal ini adalah jawaban Pemerintah Belanda untuk memastikan keselamatan rakyatnya.

Cara Belanda melindungi keselamatan lebih dari 17.2 juta jiwa rakyatnya dari ancaman banjir melalui pembangunan 15 infrastruktur delta (Deltawerken) dalam rentang waktu antara 1958 dan 1997 telah menginspirasi sejumlah negara.

Di antara negara-negara yang terinspirasi oleh model sarana pengendalian banjir ala Belanda itu adalah Amerika Serikat pasca-bencana banjir Badai Katrina pada Agustus 2005. Selain itu juga Rusia.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement