REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Direktur Riset Pengalaman Pelanggan Ipsos Indonesia Olivia Samosir mengatakan, berdasarkan hasil survei Ipsos diketahui 68 persen konsumen mengaku nyaman menggunakan dompet digital. Kenyamanan ini membuat promosi besar mungkin tidak lagi diperlukan.
Olivia menjelaskan permintaan konsumen untuk pembayaran digital yang nyaman di Indonesia telah mencapai skala yang memperlihatkan kecenderungan bahwa promosi besar mungkin tidak lagi diperlukan. "Mayoritas konsumen Indonesia (68 persen) memilih kenyamanan sebagai pendorong utama untuk menggunakan dompet digital, sedang promosi hanya nomor dua (23 persen)," kata Olivia menanggapi hasil survei terhadap sejumlah dompet digital yang menggunakan aplikasi android, Ahad (16/2).
Sementara dari sejumlah dompet digital, lanjut dia, GoPay memiliki pangsa pasar tertinggi di antara empat perusahaan dompet digital yang tercantum dalam survei. Bahkan, 54 persen konsumen menyatakan mereka akan menggunakan GoPay bahkan tanpa promosi.
Menurut Olivia, konsumen yang disurvei kemungkinan besar akan menggunakan dompet digital untuk kebutuhan sehari-hari seperti layanan transportasi online dan pengiriman makanan. Dari semua hasil survei itu yang dituangkan dalam sebuah laporan berjudul "Evolusi dompet digital: mendorong gelombang pertumbuhan berikutnya" telah memetakan evolusi industri dompet digital Indonesia dan menganalisis perilaku pengguna.
Temuan itu menunjukkan bahwa 68 persen konsumen yang disurvei menggunakan dompet digital setidaknya sekali seminggu. Kemudian, 32 persen mengaku lebih jarang menggunakan uang tunai, karena mengalami kenyamanan transaksi tanpa uang tunai.
Sementara sebagian besar (71 persen) konsumen yang disurvei pada awalnya termotivasi untuk menggunakan dompet digital karena promosi, mayoritas (68 persen) telah berevolusi dalam perjalanan pengguna mereka dan memilih kenyamanan sebagai pendorong utama untuk menggunakan dompet digital, diikuti oleh promosi (23 persen) dan keamanan (9 persen).
Managing Director GoPay Budi Gandasoebrata mengatakan, strategi pertumbuhan GoPay tidak pernah berpusat di sekitar promosi. Sebab, mereka tidak menciptakan loyalitas konsumen dan permintaan jangka panjang.
"Fokus kami selalu pada menciptakan layanan dompet digital berkualitas dan membangun ekosistem pembayaran yang lebih komprehensif yang akan meningkatkan kehidupan sehari-hari konsumen, satu transaksi pada satu waktu," katanya.
Menurut dia, GoPay terus melakukan pendekatan strategis dengan memperluas penggunaan kasus untuk konsumen, sambil menawarkan promosi berbasis segmen. Strategi yang terukur ini adalah salah satu kekuatan utama dalam membangun bisnis yang berkelanjutan yang dihargai oleh semua orang, termasuk investor Gojek.
Sementara itu, Penasihat Pengembangan Bisnis dari Bursa Efek Indonesia Poltak Hotradero menekankan, sudah waktunya bagi para pemain e-wallet untuk beralih dari pola pikir 'pertumbuhan dengan segala biaya' ke pertumbuhan berkelanjutan, jika ingin terus ada konsumennya.