REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Pendiri Microsoft, Bill Gates, berpendapat, kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dan terapi gen merupakan dua teknologi dengan kekuatan terbesar untuk mengubah kehidupan. Hal tersebut disampaikan Gates saat berpidato di American Association for Advancement of Science, Washington, Jumat (14/2).
Gates menjelaskan, AI dapat memahami sistem biologis yang kompleks. Sementara, alat berbasis gen memiliki potensi untuk menyembuhkan AIDS.
Gates menambahkan, potensi AI baru disadari akhir-akhir ini. Kekuatan komputasinya terus meningkat dua kali lipat setiap 3,5 bulan.
Dengan peningkatan itu, kemampuan AI memungkinkan untuk dimanfaatkan dalam mensistensis, menganalisis, melihat pola dan membuat prediksi di banyak dimensi. "Lebih banyak dibandingkan yang dapat dipahami manusia," ujarnya seperti dilansir di CNET, Sabtu (15/2).
Miliarder yang terkenal dengan sifat kedermawanannya itu menambahkan, ada poin paling menarik dari AI. Yaitu, bagaimana AI dapat membantu manusia dalam memahami sistem biologis yang kompleks dan mempercepat penemuan terapi untuk meningkatkan kesehatan di negara-negara termiskin.
Sementara itu, dengan teknologi edit-gen atau pengubahan gen, akan membantu melalui vaksin, diagnostik dan terapi. "Ini punya potensi untuk meningkatkan kesehatan, tidak hanya untuk kelainan genetik langka, juga penyakit yang sebagian besar menimpa orang-orang di negara miskin," kata Gates.
Gates juga membahas virus corona yang kini menjadi perhatian internasional. Ia menilai, kedua teknologi yang disebutkannya dapat membantu hadapi virus corona dengan tes diagnostik, pengobatan dan pengembangan vaksin.
Yayasan Bill & Melinda Gates telah berkomitmen hingga 100 juta dolar AS untuk mengatasi virus corona. Gates menilai, keputusan ini dilakukan setelah ia melihat, corona merupakan ancaman serius bagi kesehatan global.
Donasi tersebut akan digunakan untuk mendeteksi, mengisolasi dan menangani kasus yang sudah terkonfirmasi. Selain itu, membantu negara-negara di Afrika sub-Sahara dan Asia Selatan dalam mengambil berbagai langkah untuk mempersiapkan hadapi epiedemi dan melindungi warga mereka yang paling rentan.
"Juga untuk mempercepat pengembangan vaksin, perawatan dan diagnosa," kata Gates.