Jumat 14 Feb 2020 01:37 WIB

Aplikasi Ini Bisa Cegah Keracunan Makanan

Aplikasi 'Food Safety' dibuat oleh enam mahasiswa Universitas Brawijaya Malang.

Aplikasi 'Food Safety' dibuat oleh enam mahasiswa Universitas Brawijaya Malang (Foto: ilustrasi aplikasi)
Foto: Piqsels
Aplikasi 'Food Safety' dibuat oleh enam mahasiswa Universitas Brawijaya Malang (Foto: ilustrasi aplikasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Aplikasi food safety karya enam mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang mampu mencegah keracunan makanan. Aplikasi bisa mendeteksi makanan produk peternakan, seperti daging, telur dan susu.

Salah seorang mahasiswa Fakultas Peternakan pembuat aplikasi food safety, Siti Nur Ulpah berharap, lewat aplikasi ini bisa mengedukasi masyarakat mengenai produk peternakan, seperti daging, telur dan susu Sebab, kata Ulpah, produk-produk hasil peternakan tersebut mudah rusak. Jika salah penanganan dan penyimpanan bisa menyebabkan keracunan pada makanan tersebut.

Baca Juga

"Ini aplikasi pertama kami dan kemudian meraih perak di ajang internasional," katanya, Kamis (13/2).

Menurut dia, semula aplikasi ini dibuat untuk proyek Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang pengabdian masyarakat. Di ajang Thailand Inventor's day 2020 dalam International Intellectual Property, Invention, Innovation, and Technology Exposition di Bangkok yang diselenggarakan pada 2-6 Februari 2020 itu keenam mahasiswa UB tersebut meraih medali perak.

Medali perak yang didapat ini berkat Application Based on Digital Transformation for Food Safety, Implementation as educational Facilities in Animal Science and Human Health (AFSA). AFSA merupakan aplikasi untuk mengedukasi masyarakat tentang cara penanganan food safety yang benar, khususnya produk peternakan.

Sementara itu, mahasiswa anggota tim lainnya, Alfan, menerangkan aplikasi ini ada tiga ikon, yaitu tips, check product quality, dan profile. Pada menu utama ada informasi mengenai produk peternakan, yaitu harga hingga kasus keracunan makanan.

Sedangkan di menu tips terdapat beberapa rekomendasi penanaman food safety, seperti penyimpanan, proses, rekomendasi masakan dari produk peternakan serta menu makanan dari negara lain. Selain itu, pengguna juga bisa mengecek kualitas produk yang mereka miliki dengan mengirim chat kepada admin, sehingga mereka bisa mengetahui seberapa layak produk tersebut dapat dikonsumsi.

"Dari ajang di Thailand kami jadi tambah banyak wawasan, apalagi inovasi yang ditampilkan di ajang tersebut banyak sekali dari peserta. Dari Indonesia saja ada 88 tim," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement