Selasa 11 Feb 2020 14:57 WIB

Jumlah Penguin Chinstraps di Antartika Berkurang Drastis

Jumlah penguin chinstraps di Antartika Barat telah berkurang sebanyak 77 persen

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Jumlah penguin chinstraps di Antartika Barat telah berkurang sebanyak 77 persen sejak terakhir disurvei pada 1970-an. Ilustrasi.
Foto: ABC
Jumlah penguin chinstraps di Antartika Barat telah berkurang sebanyak 77 persen sejak terakhir disurvei pada 1970-an. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, ANTARTIKA -- Jumlah penguin chinstraps di Antartika Barat telah berkurang sebanyak 77 persen sejak terakhir disurvei pada 1970-an. Para ilmuwan memperkirakan perubahan iklim telah berdampak pada berkurangnya jumlah penguin yang menghuni pulau-pulau di pantai Pasifik Selatan dan Samudra Antartika.

"Penurunan ini sangat dramatis. Sesuatu sedang terjadi pada fundamental rantai makanan di sini. Kami memiliki lebih sedikit makanan yang mendorong populasi ini semakin rendah seiring waktu dan pertanyaannya adalah, apakah itu akan berlanjut?" ujar seorang ahli biologi konservasi Steve Forrest.

Baca Juga

Para ilmuwan bepergian dengan dua kapal Greenpeace yakni Esperanza dan Arktik Sunrise. Mereka melakukan ekspedisi ke Antartika Barat dari 5 Januari hingga 8 Februari. Para ilmuwan menggunakan teknik survei manual dan drone untuk menilai skala kerusakan di wilayah tersebut.

Penguin chinstraps merupakan salah satu habitat penting di kawasan Elephant Island. Jumlah penguin telah turun drastis menjadi kurang dari 53 ribu pasangan. Profesor ekologi dan evolusi di Stony Brook University, Heather Lynch, mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan populasi penguin berkurang. Menurutnya, faktor paling dominan adalah perubahan iklim.

"Ada beberapa faktor, namun dari semua bukti yang kita miliki menunjukkan bahwa perubahan iklim bertanggung jawab atas perubahan populasi yang kita lihat," ujar Lynch.

Organisasi Meteorologi Dunia mengatakan sebuah pangkalan penelitian di Antartika telah mencatat suhu terpanas yang mencapai 18,3 derajat celcius. Pemanasan global telah menyebabkan peningkatan pencairan lapisan es di sekitar kutub selatan.

Greenpeace menyerukan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk berkomitmen melindungi 30 persen lautan dunia pada 2030. PBB akan melakukan pertemuan pada 23 Maret hingga 3 April untuk menyepakati perjanjian laut global. Namun kesepakatan ini butuh waktu bertahun-tahun untuk diratifikasi.

"Kami akan kehilangan banyak hal, seperti penguin dari Elephant Island. Lautan kita sangat penting dalam mengatur iklim global," ujar juru kampanye Greenpeace Oceans, Frida Bengtsson.

Suhu yang meningkat dan cairnya lapisan es di Antartika dapat melemahkan rantai makanan. Es sangat penting untuk fitoplankon yang merupakan makanan bagi penguin chinstraps.

Dua tahun lalu, para imuwan memperingatkan bahwa 70 persen penguin di Antartika dapat menghilang atau terpaksa menemukan tempat berkembang biak baru pada akhir abad ini. Penelitian sebelumnya menemukan 60 persen habitat penguin Adele di Antartika bisa musnah.

Penurunan jumlah penguin chinstrap telah mendorong seruan agar spesies tersebut diklasifikasikan sebagai spesies yang memprihatinkan. Pada 2012, perkiraan populasi satelit menemukan bahwa jumlah penguin chinstraps turun sekitar 39 persen antara tahun 2003 dan 2010.

Greenpeace menyatakan penurunan populasi penguin chinstraps menyoroti perlunya tindakan perlindungan satwa yang lebih besar dan tindakan perubahan iklim. Greenpeace mendesak PBB menyetujui Global Ocean Treaty untuk melindungi kehidupan lautan di tengah perubahan iklim yang drastis.

"Pemerintah harus menanggapi hasil penelitian para ilmuwan dan PBB harus menyetujui Global Ocean Treaty pada musim semi ini. Perjanjian itu dapat melindungi kehidupan laut dan membantu makhluk-makhluk ini berdapatasi dengan iklim yang berubah dengan cepat," ujar juru kampanye lautan di Greenpeace, Louisa Casson, dilansir Guardian.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement