Selasa 04 Feb 2020 13:47 WIB

Virus Corona tak Bikin Kelelawar Sebagai Inangnya Jadi Sakit

Peneliti melihat fenomena unik, kelelawar sebagai inang virus corona tak jatuh sakit.

Kelelawar buah yang hidup di Indonesia memiliki enam virus yang berpotensi memicu zoonosis. Peneliti mengatakan ada fenomena unik dengan kelelawar. Mereka tak jatuh sakit meski menjadi inang virus corona.
Kelelawar buah yang hidup di Indonesia memiliki enam virus yang berpotensi memicu zoonosis. Peneliti mengatakan ada fenomena unik dengan kelelawar. Mereka tak jatuh sakit meski menjadi inang virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelelawar memiliki sistem kekebalan tubuh yang unik membuat mereka tidak menderita sakit meski tubuhnya mengandung beberapa virus berbahaya bagi manusia seperti corona. Menurut peneliti, fenomena tersebut merupakan hal yang unik.

"Jadi mereka mengandung virus itu atau di dalam tubuhnya ada agen penyebab penyakit, tapi kelelawar tidak sakit. Normalnya, kalau ada agen penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh, maka hewannya sakit," kata kata ahli patologi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Drh Agus Setiyono ketika dihubungi di Jakarta, Senin.

Baca Juga

Agus dan tim peneliti dari IPB bekerja sama dengan Research Center for Zoonosis Control (RCZC), Universitas Hokkaido di Jepang menemukan ada enam virus yang berpotensi menularkan penyakit ke manusia di dalam kelelawar buah. Coronavirus, bufavirus, polyomavirus, alphaherpesvirus, paramyxovirus, dan gammaherpesvirus ditemukan dalam sampel kelelawar yang berada di Bukittinggi di Suamtra Barat, Bogor dan Panjalu (Ciamis) di Jawa Barat, Gorontalo di provinsi Gorontalo, Manado di Sulawesi Utara, dan Soppeng di Sulawesi Selatan.

Hewan liar itu, menurut Agus, memiliki berbagai macam mikroba di dalam tubuhnya, jauh lebih banyak dibandingkan yang Agus dan timnya temukan selama penelitian 2010-2015. Tapi virus-virus tersebut tidak menyerang inangnya, yaitu kelelawar.

Padahal, jika virusnya berpindah ke manusia, seperti virus corona, ia dapat menyerang sistem pernapasan. Itulah yang ditunjukkan oleh 2019 virus corona jenis baru (2019- nCoV) yang sedang mewabah di Wuhan, China saat ini.

Tim peneliti mengambil sampel dari organ internal kelelawar buah dan feses hewan itu. Mereka menemukan keberadaan virus-virus tersebut di dalam tubuh kelelawar pemakan buah, temasuk di ginjal dan limpa yang tidak terkait dengan sistem pernapasan.

Dari temuan tersebut, dugaan sementara tim peneliti adalah virus yang ada dalam kelelawar hidup dalam sel pertahanan atau sistem imun hewan itu.

"Normalnya kalau ada benda asing, sel makrofag itu akan menghalau, akan menghancurkan benda asing itu. Tapi ketika benda asing itu ada di dalam sel makrofag sendiri, sel itu tidak akan bisa mengenali," kata akademisi Fakultas Kodekteran Hewan IPB itu.

Dugaan sementara, menurut Agus, virus yang tinggal di sel imun itu akan berpindah ke sel baru yang terus bertumbuh saat hewan mengonsumsi makanannya. Hal itu diduga menyebabkan tidak ada persoalan yang muncul di kelelawar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement