Jumat 31 Jan 2020 19:38 WIB

Dua Satelit Milik AS Lolos dari Tabrakan

Sebelumnya, dua satelit milik AS berada dalam jarak berdekatan, yakni hanya 47 meter.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Pada Rabu (29/1) malam, dua satelit yang mengelilingi bumi saling berdekatan dengan jarak yang berbahaya. Malam itu, kedua satelit ini diketahui hanya berjarak 47 meter satu sama lain di atas langit kota Pittsburgh, Pennsylvania (Foto: ilustrasi satelit)
Pada Rabu (29/1) malam, dua satelit yang mengelilingi bumi saling berdekatan dengan jarak yang berbahaya. Malam itu, kedua satelit ini diketahui hanya berjarak 47 meter satu sama lain di atas langit kota Pittsburgh, Pennsylvania (Foto: ilustrasi satelit)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada Rabu (29/1) malam, dua satelit yang mengelilingi bumi saling berdekatan dengan jarak yang berbahaya. Malam itu, kedua satelit ini diketahui hanya berjarak 47 meter satu sama lain di atas langit kota Pittsburgh, Pennsylvania.

Bila bertabrakan, kedua satelit ini bisa menghasilkan ribuan puing yang akan mengambang bebas di angkasa. Untungnya perusahaan pemantau satelit LeoLabs berhasil mengurangi risiko tabrakan antarsatelit tersebut.

Baca Juga

LeoLabs mulai menyadari bahwa kedua satelit ini saling mendekat pada 27 Januari 2020. Kedua satelit tersebut adalah satelit nonaktif milik NASA bernama IRAS (13777) yang diluncurkan pada 1983 dan sebuah payload percobaan nonaktif milik militer AS bernama GGSE-4 (2828) yang diluncurkan pada 1967.

Kedua satelit ini saling mendekat dengan kecepatan relatif 14,7 kilometer per detik. Dengan kecepatan ini, LeoLabs memperkirakan bahwa kedua satelit akan saling bertubrukan pada jam 18.39 waktu setempat pada Rabu (29/1) di atas langit Pitsburgh.

Seperti dilansir Inverse, Jumat (31/1), kemungkinan satelit di angkasa saling bertubrukan satu sama lain hanyalah satu banding 100. Namun seiring berjalannya waktu, kemungkinan IRAS (13777) dan GGSE-4 (2828) untuk saling bertubrukan semakin besar.

Pada 28 januari 2020, LeoLabs memperbarui kalkulasi mereka dan mendapati bahwa kedua satelit tersebut memiliki kemungkinan bertubrukan satu banding 20.

Terlepas dari kemungkinan yang besar, kedua satelit tersebut berhasil melewati satu sama lain tanpa bertubrukan. Pada Rabu (29/1) malam, LeoLabs menginformasikan para pengamat langit bahwa mereka tak menemukan bukti adanya puing-puing baru di angkasa. Dari temuan ini, bisa diasumsikan bahwa kedua satelit tidak saling bertubrukan.

"Kejadian seperti ini menyoroti pentingnya sebuah tanggung jawab, mengeluarkan satelit dari orbit tepat waktu untuk keberlanjutan ruang angkasa," ungkap LeoLabs melalui akun Twitter resmi mereka.

Penghuni bumi perlu lebih memperhatikan benda apa saja yang mereka lempar ke angkasa. Mengingat era berpergian komersil ke luar angkasa semakin dekat dan kebutuhan manusia akan satelit semakin besar, risiko tubrukan seperti ini menjadi semakin sering dan mengkhawatirkan.

IRAS (13777) dan GGSE-4 (2828) adalah dua satelit yang telah pensiun dan mungkin lama terlupakan. Walaupun terlupakan, kedua satelit nonaktif ini menunjukkan adanya peningkatan risiko tubrukan antarsatelit mengingat bumi terus-menerus meluncurkan benda angkasa ke orbit.

Saat ini ada hampir satu juta objek dengan besar lebih dari 1 sentimeter yang mengambang tanpa tujuan di orbit bumi. Oleh karena itu, pada 2025 ESA akan meluncurkan kolektor sampah angkasa pertama dalam bentuk robot bertangan empat.

Robot ini akan "memeluk" puing-puing di angkasa dan menyimpannya untuk kemudian dibuang. Mari berharap tidak ada insiden tubrukan antarsatelit yang terjadi selama menunggu robot tersebut diluncurkan lima tahun ke depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement