REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan bertemu beberapa menteri senior pada Selasa (28/1) untuk memutuskan apakah akan mengizinkan penggunaan peralatan yang dibuat oleh Huawei China di jaringan seluler 5G masa depan Inggris. Johnson berada di bawah tekanan dari Amerika Serikat (AS) untuk memblokir Huawei karena kekhawatiran bahwa akses ke jaringan 5G dapat digunakan oleh Beijing untuk pengintaian dan akan membahayakan pembagian intelijen antara Washington dan London.
Huawei yang merupakan pembuat peralatan jaringan seluler terbesar di dunia, telah membantah tuduhan tersebut.
Pekan lalu pejabat senior Inggris telah mengusulkan pemberian Huawei peran terbatas dalam jaringan 5G. Kompromi yang diperhitungkan ini dapat disajikan ke Washington sebagai batasan yang sulit, tetapi juga diterima oleh operator Inggris yang sudah menggunakan peralatan perusahaan.
Johnson mengatakan pada Senin (27/1) bahwa ada kemungkinan untuk mengikuti teknologi baru tanpa mengorbankan keamanan nasional atau hubungan dengan sekutu penting. "Kami akan datang dengan solusi yang memungkinkan kami untuk mencapai kedua tujuan tersebut," kata Johnson.
Jaringan 5G dipandang sebagai salah satu inovasi terbesar sejak kelahiran internet satu generasi yang lalu. Jaringan ini menawarkan konsumen dan bisnis kecepatan data yang jauh lebih cepat.
Pejabat intelijen Inggris telah mengkritik Huawei karena gagal mengatasi kekurangan keamanan di peralatannya. Akan tetapi, mereka tidak menemukan bukti spionase negara dan percaya mereka mampu berhasil mengelola risiko yang ditimbulkan oleh perusahaan.
"Ada keterputusan antara percakapan politik dan pembicaraan teknis, yang membuat sangat sulit bagi Inggris untuk bergerak maju dalam masalah ini," kata Malcolm Chalmers, wakil direktur jenderal Royal United Services Institute dan penasihat untuk komite gabungan untuk strategi keamanan nasional parlemen.
Perdebatan tentang peran Huawei dalam jaringan 5G telah memecah pendapat di ibu kota di seluruh Eropa. Para politisi Eropa tengah menimbang argumen pimpinan AS terhadap hubungan dagang yang menguntungkan dengan China.
Mantan Perdana Menteri Inggris Theresa May tahun lalu sebelum meninggalkan kantor menyetujui untuk memblokir Huawei dari semua bagian inti dari jaringan 5G, tetapi untuk memberikannya akses terbatas ke bagian non-inti.