Kamis 23 Jan 2020 05:11 WIB

Arab Saudi Buka Suara Soal Isu Peretasan Ponsel Bos Amazon

Arab Saudi mengklaim akan memberikan semua fakta.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Arab Saudi Buka Suara Soal Isu Peretasan Ponsel Bos Amazon (Foto: Ilustrasi peretasan)
Foto: Piqsels
Arab Saudi Buka Suara Soal Isu Peretasan Ponsel Bos Amazon (Foto: Ilustrasi peretasan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ponsel milik CEO Amazon Jeff Bezos 'diretas' pada 2018 lalu sesaat setelah menerima sebuah pesan Whatsapp. Setelah ditelusuri, pesan Whatsapp ini berasal dari akun Whatsapp pribadi putra mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman.

Enkripsi pesan dari nomor yang digunakan oleh Salman ini diyakini mengandung file jahat yang mampu menyusup ke dalam ponsel Bezos. Hasil analisis forensik digital mengungkapkan bahwa 'sangat mungkin' peretasan ini dipicu oleh file video terinfeksi yang dikirimkan dari akun Whatsapp milik Salman ke Bezos.

Baca Juga

Terkait hal ini, pihak Arab Saudi telah menyangkal bahwa mereka meretas ponsel Bezos. Mereka pun bersikukuh bahwa pembunuhan Khashoggi berkaitan dengan operasi rogue. Pada Desember lalu, Arab Saudi telah menjatuhi hukuman kepada delapan orang yang dituduh terlibat dalam pembunuhan Khashoggi dalam sebuah sidang rahasia yang dicap sebagai "penipuan" oleh ahli hak asasi manusia.

"Pemberitaan media terbaru yang menyatakan bahwa Kerajaan (Arab Saudi) berada di balik peretasan ponsel Pak Jeff Bezos itu menggelikan. Kami akan melakukan sebuah investigasi terhadap klaim ini sehingga kami bisa memberikan semua faktanya," jelas Kedutaan Besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat melalui akun Twitter resminya, dilansir melalui The Guardian, Rabu (22/1).

Pengiriman pesan Whatsapp ini terjadi pada 1 Mei 2018. Kala itu, Salman dan Bezos sedang bertukar pesan dengan akrab melalui Whatsapp. Di saat percakapan ini terjadi, pesan pemicu peretasan itu terkirim tanpa diminta.

Dalam beberapa jam setelah pesan tersebut terkirim, data-data dalam jumlah besar dari ponsel Bezos terekstraksi. Namun tidak diketahui data apa saja yang berhasil diambil oleh peretas dari ponsel pria terkaya di dunia ini.

Kejadian ini memunculkan kecurigaan bahwa Salman mungkin turut terlibat dalam tindak peretasan terhadap Bezos. Terlebih, sembilan bulan setelah peretasan terjadi sebuah tabloid Amerika Serikat bernama National Enquirer menerbitkan artikel kehidupan pribadi Bezos secara rinci disertai dengan data pesan-pesan singka dari ponselnya.

"Saya tidak bisa memberikan komentar selain mengatakan bahwa Pak Bezos kooperatif dalam investigasi," ujar seorang pengacara Bezos kepada The Guardian.

Situasi ini sangat mungkin mengacaukan upaya Salman dalam menarik lebih banyak investor barat ke Arab Saudi. Padahal, Salman diketahui sedang berusaha mengubah perekonomian Arab Saudi di tengah banyaknya kritik dan pesaing.

Bukan tidak mungkin bila situasi ini juga akan memperbarui pengawasan terhadap apa yang dilakukan oleh Salman dan lingkaran pertemanan dekatnya beberapa bulan sebelum tragedi pembunuhan jurnalis Washington Post Jamal Khashoggi terjadi. Alasannya, Bezos merupakan pemilik Washington Post dan peretasan terjadi hanya beberapa bulan sebelum Khashoggi terbunuh pada Oktober 2018.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement