REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para arkeolog menemukan sejumlah benda bersejarah penting selama penggalian di situs Safita, Amrit, Marqab, wilayah Suriah barat. Arkeolog Suriah yang bekerja di wilayah pemerintahan daerah barat Tartus membuat serangkaian penemuan penting dalam penggalian yang dilakukan selama setahun terakhir.
“Salah satu temuan dalam penggalian itu termasuk aula prajurit yang telah lama hilang di benteng Tentara Salib Menara Safita. Aula ini diperkirakan dibangun pada abad ke-13 Masehi,” kata Kepala Departemen Purbakala di Tartus, Marwan Hassan.
Ia menjelaskan, penggalian itu telah mengungkap dinding berbentuk diagonal yang berfungsi sebagai bagian dari struktur dinding luar, Perlu dilakukan eksplorasi lebih lanjut untuk memetakan ukuran kamar ksatria secara lebih rinci.
Sementara itu, di situs Amrit, para arkeolog menemukan pecahan-pecahan tembikar kuno, sebuah kuburan individu yang diukir dari pasir fosil, sisa-sisa kerangka manusia, lampu dan pipa tanah liat, serta benda-benda kuno lainnya.
Pekerjaan di Kastil al-Marqab, yang berlangsung sebagai bagian dari proyek gabungan Suriah-Hongaria, berhasil mengungkapkan gambar, pecahan tembikar, dan artefak lainnya. Proyek gabungan Suriah-Rusia juga dibentuk untuk menjelajahi pantai Tartus dan Pulau Arwad, yang terletak sekitar 3 km di lepas pantai.
Pekerjaan ini dimulai tahun lalu dan menggunakan peralatan survei canggih. Pekerjaan diperkirakan akan berlanjut tahun ini setelah studi tentang akumulasi data selesai.
Suriah, rumah bagi beberapa permukiman tertua yang terus dihuni di dunia. Suriah juga sebuah negara di mana beberapa kerajaan kuno dunia membentang. Negara ini melakukan upaya bersama untuk menyelamatkan harta arsitektural dan budayanya selama dekade terakhir di tengah konflik sipil yang didukung asing.
Upaya-upaya ini termasuk untuk menyelamatkan dan membangun kembali banyak situs keagamaan di negara itu. Termasuk masjid-masjid Islam, gereja-gereja dan tempat-tempat suci.
Pekerjaan serius lainnya untuk memulihkan situs-situs seperti Benteng Aleppo, Situs Warisan Dunia UNESCO, yang rusak dalam pertikaian brutal dengan para teroris. Selama perang, arkeolog, sejarawan, dan antropolog di seluruh dunia khawatir dengan gerak-gerik teroris yang berusaha menghancurkan Palmyra, bekas ibukota kuno Kekaisaran Palmyrene dan salah satu kota paling makmur di Kekaisaran Romawi.