REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Perjalanan ruang angkasa tidak hanya menghadirkan astronaut dengan serangkaian ketegangan dan tekanan fisik. Namun juga menghabiskan waktu yang sangat lama di tempat dengan orang yang sama dan ruang terbatas.
Kondisi ini dapat meningkatkan tes mental yang banyak. Menurut MIT Technology Review, para ilmuwan sedang bekerja untuk meringankan astronaut dari beberapa tantangan terakhir ini dengan menciptakan robot. Robot ini dilengkapi dengan kecerdasan buatan (AI) yang mampu menggerakkan emosi manusia dan merespons empati.
Robot tersebut berpotensi menyelamatkan jiwa ketika manusia memilih mengeksplorasi di luar medan gravitasi bumi dan menuju ruang yang dalam. Itu akan membuktikan robot berguna dan mampu mengatasi kebutuhan anggota kru dan ikut campur tangan dalam kesehatan mental.
Saat ini di Stasiun Luar Angkasa Internasional ada sebuah robot yang bisa berinteraksi bernama CIMON. Meski begitu, menurut NASA CTO Tim Soderstrom, robot tersebut dinilai tidak memiliki kecerdasan emosi yang tepat.
Sebagai hasilnya, sebuah tim di Jet Propulsion Laboratory sedang mengerjakan pendamping dukungan emosional yang lebih canggih dan dapat mengawasi fungsi pesawat ruang angkasa, selain melacak perilaku anggota kru. Saat ini di lab, sebuah robot yang dilengkapi AI bernama Henry the Helper dapat ditemukan berkelok-kelok di sekitar lapangan membantu pengunjung yang tampak bingung atau hilang berdasarkan ekspresi wajah mereka.
Dua bot prototipe yang lebih cerdas secara emosional diharapkan akan diperkenalkan akhir tahun ini. Salah satunya dikatakan dapat berpartisipasi dalam percakapan yang lebih kompleks daripada memberikan bantuan navigasi. Seperti yang dilansir Malay Mail pada Kamis (16/1), tujuan akhir tim adalah menjadikan pendamping bernama Fiona the Future menjadi kenyataan.
Alih-alih terbatas pada perangkat fisik, robot bisa diintegrasikan secara digital ke stasiun ruang angkasa dan habitat di Mars serta sekitarnya. Fiona, jika semuanya berjalan sesuai dengan rencana JPL, akan membantu menjaga astronaut masa depan tetap bugar secara mental saat mereka memulai perjalanan mereka ke luar angkasa.