Kamis 16 Jan 2020 12:38 WIB

Ilmuwan Rekonstruksi Wajah Wanita dari Abad Ke-16

Wajah yang dikontruksi memiliki penyakit kusta.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Rupa wanita Skotlandia yang terkena penyaki kusta dapat dilihat melalui sebuah rekonstruksi digital baru.
Foto: Edinburgh Council
Rupa wanita Skotlandia yang terkena penyaki kusta dapat dilihat melalui sebuah rekonstruksi digital baru.

REPUBLIKA.CO.ID, EDINBURGH -- Rupa wanita Skotlandia yang terkena penyaki kusta dapat dilihat melalui sebuah rekonstruksi digital baru. Teknologi ini mengungkapkan seperti apa dia sebelum kematiannya di usia 40 tahun pada 500 tahun lalu.

Dalam sebuah proyek baru seniman forensik secara digital merekonstruksi 12 wajah dari tengkorak yang ditemukan di Katedral St. Giles di Edinburgh, Skotlandia. Dari 12 wajah ini termasuk wajah wanita penjahit yang terkena kusta dan seorang pria yang kemungkinan besar adalah petani.

Baca Juga

Seorang arkeolog Pelayanan Arkeologi Dewan Kota Edinburgh John Lawson, mengatakan pihaknya meninjau kembali banyak kasus lama seperti ini. Sebab, Lawson ingin menempatkan wajah manusia tersebut ke dalam koleksi sisa-sisa manusia masa lampau yang dimiliki oleh mereka.

"Beberapa mengingatkan ke masa ketika Edinburgh masih menjadi kerajaan pada awal abad ke-12, ketika St. Giles pertama kali dibangun," ujar Lawson, seperti yang dilansir dari Live Science, Rabu (15/1).

Para arkeolog awalnya menggali kuburan katedral pada 1980-an dan 1990-an. Secara keseluruhan, para peneliti menemukan lebih dari 100 pemakaman yang berasal dari abad ke-12 hingga pertengahan ke-16.

Sayangnya, hanya beberapa dari sisa-sisa manusia yang memiliki tengkorak hampir lengkap. Seniman forensik freelance, Karen Fleming mengatakan banyak sisa-sisa manusia memiliki masalah tulang, misalnya abses di mulut.

"Tetapi satu orang secara khusus menunjukkan tanda-tanda menderita kusta," ujar Fleming.

Wanita dengan kusta itu kemungkinan berusia antara 35 dan 40 tahun, ketika dia meninggal pada pertengahan abad ke-15 hingga ke-16. Hasil penelitian memperlihatkan adanya lesi yang menunjukkan bahwa ia tertular penyakit kusta pada usia dewasa.

Tanda-tanda lesi di bawah mata kanan mungkin menyebabkan wanita itu kehilangan penglihatan di mata tersebut.  Wanita ini juga dimakamkan di dalam St. Giles di sebelah altar St. Anne yang menunjukkan dia mungkin memiliki status tinggi dalam serikat penjahit.

Tengkorak petani

Sebaliknya, pria abad ke-12 yang ditemukan kemungkinan adalah seorang petani. Ia ditangani oleh seniman forensik Lucrezia Rodella. Tengkorak pria itu dikehilangan rahang bawahnya sehingga Rodella memutuskan untuk menutupinya dengan janggut.

Ketika sesuatu seperti ini terjadi, tidak mungkin untuk memprediksi seperti apa wajah bagian bawah (garis mulut dan rahang). Pria itu kemungkinan berusia antara 35 dan 40 ketika dia meninggal, serta tingginya sekitar 1,7 meter.

Untuk membuat rekonstruksi digital, Fleming dan Rodella mengambil foto tengkorak dan mengunggah gambar-gambar ini ke Photoshop. Para seniman kemudian mencari spidol pada tengkorak  yang membantu mereka mengukur kedalaman jaringan.

Ketika spidol ini ditambahkan di berbagai titik gambaran tentang bentuk wajah. Mereka dapat mengamati ciri-ciri tengkorak dan menunjukkan seberapa besar hidung itu, bentuknya seperti apa, simetri atau asimetri wajah dan sebagainya.

"Begitu kita memiliki gagasan tentang bentuk wajah, kita menggunakan database gambar wajah. Ini digunakan memilih fitur yang dapat diubah sesuai dengan tengkorak," kata Fleming.

"Warna rambut dan mata tidak dapat diprediksi kecuali sisa-sisa telah diuji DNA. Jadi, kami mempertimbangkan apa yang mungkin menjadi oewarnaan umum orang-orang dari periode waktu itu," ujarnya melanjutkan.

Rekonstruksi wajah adalah kolaborasi dengan Dewan Kota Edinburgh dan Pusat Anatomi dan Identifikasi Manusia di Universitas Dundee di Skotlandia. Untuk melihat lebih banyak wajah yang direkonstruksi secara digital dari Katedral St. Giles, dapat dilihat di halaman website pribadi Fleming.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement