Rabu 15 Jan 2020 13:23 WIB

Warga Temukan Fosil Gajah Purba di Indramayu

Karena ketidaktahuan, warga sering menggunakan fosil untuk tungku memasak di dapur.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Dwi Murdaningsih
Fosil hewan vertebrata jenis stegodon atau gajah purba ditemukan warga di lembah sungai Cilalanang, Kabupaten Indramayu.  Foto: Pengunjung melihat fosil gading Stegodon Trigonocephalus primitif dari Majalengka di ITB, Bandung Jawa Barat, Jumat (21/12/2018).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Fosil hewan vertebrata jenis stegodon atau gajah purba ditemukan warga di lembah sungai Cilalanang, Kabupaten Indramayu. Foto: Pengunjung melihat fosil gading Stegodon Trigonocephalus primitif dari Majalengka di ITB, Bandung Jawa Barat, Jumat (21/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Fosil hewan vertebrata jenis stegodon atau gajah purba ditemukan warga di lembah sungai Cilalanang, Kabupaten Indramayu. Fosil tersebut ditemukan tidak sengaja oleh seorang warga di Dusun Ciwado, Desa Cikawung, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, Unang Herman.

Dia menemukan fosil hewan tersebut saat sedang beraktivitas di sekitar obyek wisata alam Ciwado. Semula, Unang membiarkan fosil itu berserak di atas tanah. Namun, dia memutuskan untuk membawanya pulang karena ada keinginan untuk digosok menjadi batu akik.

Baca Juga

‘’Masyarakat di sini tidak tahu kalau itu fosil. Jadi dibiarkan saja di lembah (sungai),’’ ujar Unang, Rabu (15/1).

Bahkan, lanjut Unang, selama ini banyak warga yang menjadikan fosil tulang berukuran panjang sebagai tungku untuk memasak di dapur. Hal itu dikarenakan ketidaktahuan warga.

Unang lantas mengimpan batu tersebut di pos wisata Ciwado. Dia baru mengetahui temuannya itu merupakan fosil setelah bertemu Turidi, seorang fotografer asal Jakarta, yang melihat temuannya tersebut.

Temuan tersebut kemudian diinformasikan kepada Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Indramayu. Tim tersebut langsung meluncur ke lokasi untuk melihat temuan itu.

‘’Fosil yang ditemukan di Ciwado itu memiliki panjang 32 sentimeter dan lingkar tulang 22 sentimeter,’’ terang Ketua TACB Kabupaten Indramayu, Dedy S Musashi.

Dedy mengatakan, dari hasil konsultasi dengan DR Lutfi Yondri, peneliti utama di Balai Arkeologi Bandung, dapat dipastikan bahwa fosil itu merupakan fosil hewan vertebrata jenis stegodon atau gajah purba.

Ketika ditanya mengenai usia fosil tersebut, Dedy mengaku tidak dapat menduga-duga. Pasalnya, dibutuhkan penelitian lanjutan yang melibatkan disiplin ilmu Paleontologi dan Geologi.

Namun, lanjut Dedy, berdasarkan literasi yang ada, masa hidup gajah purba diperkirakan pada masa Pleistocen awal atau sekitar 1,5 juta tahun yang lalu.

Tim TACB Indramayu bersama Kasi Cagar Budaya Disparbud Kabupaten Indramayu, Tinus Suparto, kemudian menyusuri  lokasi awal temuan fosil dengan radius satu kilometer. Dari hasil survei awal itu, tim juga menemukan serpihan tulang dan taring hewan. Banyak ditemukan pula molusca yang menempel di dinding batu.

‘’Saat ini fosilnya kita amankan dulu di lokasi yang aman agar terhindar dari buruan pemburu fosil ilegal,’’ ucap Dedy.

Dedy menambahkan, TACB Kabupaten Indramayu sudah melaporkan temuan itu kepada Balai Arkeologi Bandung dan Balai Pelestarian Cagar Budaya di Banten. Dari laporan itu akan ditindaklanjuti ke Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement