REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Pergeseran ke kendaraan listrik disebut dapat mengancam 410.000 pekerjaan di Jerman pada tahun 2030. Hal ini dilaporkan harian Handelsblatt yang mengutip pernyataan pemerintah, Senin (13/1).
Platform Nasional untuk Masa Depan Mobilitas (NPM), sebuah dewan penasihat untuk pemerintah, mengungkapkan, terdapat sekitar 88.000 pekerjaan akan terancam hilang. Jumlah ini hanya dibidang produksi dan transmisi mesin.
Mesin mobil listrik dibuat dari bagian yang lebih sedikit dan membutuhkan perawatan yang lebih sedikit daripada mesin pembakaran. Hal ini pula yang akan mengakibatkan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Produksi kendaraan akan lebih terotomatisasi dan tidak akan cukup untuk mendukung tingkat pekerjaan saat ini. Pada 2018, pekerjaan di industri mobil di Jerman mencapai 834.000, tertinggi sejak 1991.
Badan industri mobil utama Jerman (VDA), yang pada Desember lalu sudah memperingatkan akan lebih banyak PHK pada 2020 karena penurunan penjualan mobil global. Kemudian perkiraan NPM didasarkan pada "skenario ekstrem yang tidak realistis".
Industri ini, pendorong penting pertumbuhan ekonomi terbesar di Eropa, telah mempercepat rencana untuk meluncurkan kendaraan listrik. Hal ini juga di bawah tekanan dari upaya Uni Eropa untuk lebih lanjut mengurangi emisi karbon dioksida.