Rabu 08 Jan 2020 17:03 WIB

Ledakan Gelombang Radio Masih Jadi Misteri Astronom

Para astronom sempat mendapati ledakan gelombang radio di sekitaran galaksi pada 2007

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Dwi Murdaningsih
Pengamatan ledakan FRB 180916.J0158+65 dari Gemini North telescope.
Foto: GEMINI OBSERVATORY
Pengamatan ledakan FRB 180916.J0158+65 dari Gemini North telescope.

REPUBLIKA.CO.ID, HAWAII -- Para astronom sempat mendapati sebuah ledakan gelombang radio di sekitaran galaksi pada tahun 2007. Sebelumnya, para astronom belum mengetahui dari mana gelombang yang disebut dengan fast radio burst (FRB) itu berasal. Setelah sempat menjadi misteri, kini astronom telah mengetahui titik terang soal asal-usul dari fast radio burst tersebut.

Dilansir dari EurekAlert pada Rabu (8/1), misteri itu diugkap lewat pengamatan yang dilakukan oleh NSF's National Optical-Infrared Astronomy Research Laboratory. Berbekal Gemini North telescope sepanjang delapan meter, astronom dapat mengetahui lokasi asal usul dari ledakan tersebut lewat penerawangan dari kawasan Maunakea, Hawaii.

Baca Juga

Dalam pengamatan itu, ditemukan lima ledakan yang sempat terjadi. Salah satu ledakan itu pun diidentifikasi dengan sebutan FRB 180916.J0158+65. Dari seluruh ledakan itu, hanya satu ledakan yang terjadi secara berulang-ulang kali. Hal ini pun sempat membuat bingung para astronom.

Kepala penelitian, Kenzie Nimmo mengatakan, lokasi dari tiap penemuan memang selalu berbeda-beda dan hal ini cukup membingungkan. "Hal ini pun mengaburkan perbedaan antara ledakan yang berulang dan yang tidak berulang," kata Kenzie Nimmo.

Penentuan lokasi ini pun memerlukan pengamatan lewat gelombang radio dan optik. Tetapi, hal yang paling berperan dalam penemuan lokasi FRB adalah berkat penggunaan teleskop radio. Setelah ditemukan, perhitungan jarak dari lokasi itu kemudian dilakukan dengan bantuan pengamatan optik.

"Kami menggunakan kamera dan spektograf pada teleskop untuk menggambarkan struktur galaksi, mengukur jarak dan menganalisa komposisi kimia. Pengamatan ini menunjukan bahwa FRB berasal dari lengan spiral galaksi di daerah yang dengan cepat membentuk bintang," ujarnya.

Pengamatan itu pun mengungkap bahwa FRB 180916.J0158+65 terletak pada jarak sekitar 500 juta tahun cahaya dari bumi dan menjadi FRB dengan jarak dari bumi. Artinya, FRB lainya dapat dipastikan memiliki jarak yang lebih jauh dari FRB 180916.J0158+65.

Karena lokasi penemuan merupakan lokasi yang berbeda dari beberapa FRB sebelumnya, maka pengamat pun kian merasa penasaran soal apa penyebab dari masing-masing ledakan tersebut. Oleh karena itu, para peneliti pun berharap nantinya akan ada penelitian lanjutan yang dapat memastikan soal.

Lewat seluruh rangkaian penelitian ini, diharapkan, para peneliti nantinya dapat menemukan lebih banyak lokasi dari masing-masing FRB. Selain itu, para peneliti pun ingin memperdalam soal asal usul dari masing-masing FRB tersebut.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement