Rabu 08 Jan 2020 05:00 WIB

SpaceX Awali 2020 dengan Peluncuran 60 Satelit Starlink

Total satelit Starlink yang telah 'dilepaskan' oleh SpaceX ke angkasa adalah 180.

Rep: Adysha Citra Ramadhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Elon Musk.
Foto: EPA
Elon Musk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan dirgantara milik Elon Musk SpaceX membuka 2020 dengan meluncurkan batch ketiga satelit Starlink sebanyak 60 buah pada 6 Januari 2020. Dengan ini, total satelit Starlink yang telah 'dilepaskan' oleh SpaceX ke angkasa adalah 180.

Starlink merupakan salah satu ambisi kosmik dari Musk. Starlink direncanakan akan menjadi sebuah konstelasi stalit internet. Dengan sistem broadband internet paling maju di dunia, Starlink akan mampu menyediakan jaringan internet global yang dapat menjangkau area-area yang sebelumnya bermasalah dengan jaringan internet yang tidak stabil, mahal dan bahkan tidak tersedia.

Baca Juga

Satelit Starlink batch ketiga ini 'diterbangkan' dengan roket reusable milik SpaceX bernama Falcon 9. Nasa Space Flight mengungkapkan bahwa ini akan menjadi penerbangan roket reusable pertama di dekade yang baru.

Roket Falcon 9 merupakan roket kelas orbital pertama yang dapat diterbangkan lebih dari sekali. Falcon 9 merupakan satu dari empat kendaraan luar angkasa yang sudah ada atau baru direncanakan oleh SpaceX.

Seperti dilansir Newsweek, peluncuran Starlink pertama ke luar angkasa dengan satelit percobaan telah dilakukan pada 23 Mei 2019. Peluncuran Starlink kedua dilakukan pada 11 November 2019. Seluruh prosesi peluncuran Starlink dilakukan di Cape Canaveral Air Force Station di Florida.

Peluncuran satelit Starlink batch ketiga telah berjalan lancar. Kesuksesan ini dengan mulus membawa SpaceX menjadi operator satelit swasta terbesar di dunia.

'Perlombaan' luar angkasa ini dimulai pada 1957 ketika Uni Soviet meluncurkan satelit pertama di dunia bernama Sputnik. Per awal 2019, diperkirakan sudah ada 4.987 satelit yang mengitari Bumi menurut Index of Objects Launched into Outer Space dari badan urusan luar angkasa Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Oleh karena itu, SpaceX saat ini mungkin merupakan perusahaan luar angkasa swasta yang paling populer dan banyak dipublikasi. Akan tetapi, bukan hanya SpaceX saja perusahaan luar angkasa yang sedang berupaya keras untuk mencapai supremasi di luar angkasa.

Persaingan untuk menguasai 'perlombaan' luar angkasa ini tampak mulai bertumbuh. Namun pertumbuhan ini dinilai tidak terlalu dipengaruhi oleh politik melainkan dorongan dari masing-masing perusahaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement