Senin 06 Jan 2020 18:07 WIB

Arkeolog Temukan Saluran Air Kuno Dekat Red Fort India

Saluran air kuno menghubungkan Delhi Date dengan Red Fort.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Dwi Murdaningsih
Saluran air kuno, era Mughal di India.
Foto: hindustan time
Saluran air kuno, era Mughal di India.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Arkeolog menemukan saluran air hujan dekat Red Fort di Delhi, India. Sebuah bata lakhori yang berjajar di akhir zaman Mughal digali di depan Red Fort oleh Survei Arkeologi India/Archaeological Survey of India (ASI) sekitar dua pekan lalu. Struktur saluran ini akan segera digunakan kembali.

“Saluran pembuangan itu sekitar 30 meter dan menghubungkan Delhi Gate dengan parit yang mengelilingi Red Fort. Ditemukan sekitar dua setengah kaki di bawah permukaan,” kata seorang pejabat ASI seperti dilansir dari laman Hidustantimes, Senin (6/1).

Baca Juga

Saluran ini dibangun dengan batu di bagian bawah. Sementara lengkungannya dibangun dengan batu bata lakhori.

“Kami saat ini sedang dalam proses pengeringan. Setelah itu, kita akan memperkuat bagian dalamnya, membangun ruang di atasnya dan apa pun air hujan yang dikumpulkan di daerah itu, akan disalurkan melalui saluran pembuangan ke parit," ucap dia.

Sejarawan Swapna Liddle mengatakan sistem drainase di dalam benteng, seperti bagian lain kota, sebagian besar akan tertutup. Air saluran pembuangan kota tidak masuk ke parit, tetapi mengalir ke parit besar yang mengalir di tengah-tengah antara Masjid Sunehri ke Rajghat Darwaza (di samping jalan yang sejajar dengan dinding selatan Red Fort).

"Namun, saya menduga bahwa sistem drainase di dalam benteng masuk ke parit," tambahnya.

Dia melanjutkan, sejak zaman Rajputs (yang memerintah Delhi pada abad ke-11) penguasa telah menciptakan sistem untuk memanfaatkan air hujan secara efisien. "Selama bertahun-tahun kami telah mengabaikan sistem drainase alami dan membangun infrastruktur modern di atasnya, kata perencana kota Shubham Mishra.

Dia menambahkan bahwa menghidupkan kembali selokan di Red Fort pasti akan bernilai. "Tapi saya tidak yakin sampai sejauh mana itu akan menjadi upaya yang berhasil, karena perencanaan kota modern sering tidak mempertimbangkan struktur historis," ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement