Selasa 31 Dec 2019 12:47 WIB

10 Peristiwa yang Ubah Bumi pada 2019 (1)

Bumi sebenarnya dapat berubah dengan cepat dan dramatis di beberapa waktu tertentu.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Kebakaran di kawasan hutan hujan Amazon di Altamira, Brasil, Senin (26/8). Lokasi kebakaran sangat dekat dengan lahan milik pribumi Kayapo.
Foto: AP Photo/Leo Correa
Kebakaran di kawasan hutan hujan Amazon di Altamira, Brasil, Senin (26/8). Lokasi kebakaran sangat dekat dengan lahan milik pribumi Kayapo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama ini bentang alam, lautan, pegunungan, dan seluruh permukaan tanah yang ada di Bumi tampak abadi, bahkan dibandingkan dengan umur manusia dan mahluk hidup lainnya. Namun, Bumi sebenarnya dapat berubah dengan cepat dan dramatis di beberapa waktu tertentu.

Dilansir Live Science, ada beberapa hal yang bisa membuat perubahan di Bumi terjadi dalam sekejap. Seperti kebakaran hutan yang mengubah ekosistem, hingga gempa bumi yang mengatur ulang topografi dengan singkat.

Baca Juga

Pada 2019, berikut peristiwa dan kejadian yang mengubah Bumi untuk selamanya :

Amazon terbakar

Kebakaran di hutan Amazon secara besar-besaran telah mengacaukan ekosistem di hutan hujan terbesar planet ini. Menurut Institut Penelitian Ruang Angkasa Brasil (INPE), tingkat kebakaran di Brasil dan Amazon 80 persen lebih tinggi pada 2019 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Asap dari kebakaran hutan pada Agustus lalu tercatat membuat salah satu kota di Brasil, Sao Paulo tampak benar-benar gelap seperti malam selama berhari-hari. Menurut INPE, deforestasi di Brasil meningkat 278 persen pada Juli dan secara keseluruhan jumlah lingkungan asli Amazon hilang hingga 870 mil, hanya di bilan itu dan diperkirakan jumlah vegetasi yang sama di bulan lainnya.

Es laut Arktik menipis

Sebagai masalah serius di Bumi yang menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir, es Kutub Utara terus menyusut pada 2019. Banyak laut yang tidak akan memiliki es di garis lintang tinggi pada masa depan.

Salah satunya adalah Laut Bering yang dinyatakan hampir tidak memiliki es sama sekali pada April lalu. Sebelumnya, es laut selalu mencapai puncak pada April dan bertahan hingga mencari pada Mei.

Tanah longsor di Jayapura

Pada Maret, hujan tanpa henti mengubah wilayah di Papua, Indonesia menjadi sungai lumpur dan puing. Lebih dari 100 orang kehilangan nyawa dan dinyatakan hilang saat tanah longsor terjadi. Banjir bandang juga menghanyutkan ribuan penduduk dari rumah mereka.

Salah satu penyebab tanah longsor diyakini adalah penggundulan hutan untuk pertanian di area lereng Pegunungan Cyclops, hingga kemudian hujan lebat yang mengguyur kawasan selama berhari-hari.

Gempa Peru

Gempa berkekuatan 8,0 melanda Yurimaguas, Peru pada 26 Mei lalu. Kejadian berlangsung sekitar pukul 02.41 waktu setempat dan beruntung karena lokasi yang terpencil, jumlah korban tewas dalam peristiwa ini sangat sedikit.

Meski demikian, gempa yang melepaskan kekuatan setara 6.270.000 ton TNT mengubah lanskap di permukaan bumi secara permanen. Tepian sungai runtuh di Sungai Huallaga, hingga tanah longsor yang terjadi setelahnya merusak vegetasi di lereng bukit, hingga jalanan yang retak.

Gunung berapi aktif

Gunung berapi Raikoke yang terletak diantara semenanjung Kamchatka Rusia dan Pulau Hokkaido Jepang, telah sunyi sejak 1924. Namun, tidak hingga tahun ini, dengan adanya awan abu yang bertiup dari gunung itu pada 22 Juni lalu.

Awan abu yang berbentuk jamur 43 ribu kaki atau 13 kilometer ke atmosfer dari Raikoke berdampak serius pada perjalanan udara. Seorang karyawan kapal pesiar yang datang ke dekat pulau di gunung berapi itu memotret perubahan yang terjadi.

Lereng gunung berapi yang sebelumnya sunyi itu kini diutupi dengan abu yang merambat ke sisi-sisi. Vegetasi pulau tersebut pun kini tertimbun abu yang membuat perubahan signfikan pada ekosistem.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement