Sabtu 28 Dec 2019 05:36 WIB

Temuan Mayat di Alamo Picu Debat dari Penduduk Asli Amerika

Alamo merupakan situs yang dikenal dengan pertempuran pada 1836 melawan Meksiko.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Dwi Murdaningsih
gereja Alamo di San Antonio.
Foto: Dean Fikar via Getty Images via livescience
gereja Alamo di San Antonio.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penemuan tiga kuburan manusia di gereja Alamo di San Antonio telah memicu kembali perdebaran tentang keberadaan penduduk asli Amerika di situs bersejarah tersebut. Pihak berwenang menyebut, mayat tersebut meruoakan remaja atau dewasa muda, dewasa besar dan bayi.

Untuk diketahui, negara bagian Texas dan kota San Antonio berada pada tahap awal rencana 450 juta dolar AS untuk membangun kembali situs bersejarah Alamo. Investigasi arkeologis Alamo Plaza, area kota di sekitar bangunan bersejarah Alamo, telah selesai.

Situs ini terkenal dengan Pertempuran Alamo pada tahun 1836, ketika kurang dari 200 pembela "Texas" - termasuk Jim Bowie dan Davy Crockett - bertahan selama 13 hari melawan hampir 2.000 tentara Meksiko. Meskipun orang-orang Texas kalah dan sebagian besar pembela terbunuh, pengepungan itu menyebabkan Texas menjadi bagian dari Amerika Serikat pada tahun 1824.

Tetapi penentang rencana pembangunan pun kembali, termasuk beberapa kelompok penduduk asli Amerika. Mereka berpendapat, rencana pembangunan kembali situs bersejarah itu tidak memperhitungkan pentingnya sejarah Alamo sebelum pengepungan tahun 1836.

Perselisihan ini telah mengarah pada tindakan hukum, yang sekarang telah diperburuk oleh penemuan mayat di Gereja Alamo, yang mungkin adalah penduduk asli Amerika.

Penentang rencana itu mengatakan bahwa tanah pemakaman Alamo sepenuhnya harus diselidiki terlebih dahulu. Peringatan di situs itu pun harus menekankan 150 tahun sejarah sebelumnya, bukan cuma soal pengepungan 1836.

"Melakukan survei arkeologi penuh harus menjadi bagian dari proyek ini," kata Gabriel Velasquez, anggota Komisi Desain dan Tinjauan Historis San Antonio, yang memberikan suara menentang bagian dari rencana pembangunan kembali situs tersebut.

The Texas General Land Office (GLO) menyebut, para arkeolog menemukan kuburan yang berisi tiga mayat di nave dan apa yang dikenal sebagai Ruang Pemakaman Pemuka Ahama di dalam gereja Alamo. GLO, sebuah agen dari negara bagian Texas, memiliki gereja dan bangunan semacam Barak Panjang yang tetap utuh, sejak pengepungan tahun 1836.

Tetapi pada abad ke-18 misi Spanyol yang dikenal sebagai Misión San Antonio de Valero datang ke Alamo, dan membangun pendidikan penduduk asli Amerika beserta konversi mereka ke Katolik Roma. Menurut beberapa kelompok penduduk asli Amerika, situs ini juga digunakan sebagai tempat pemakaman untuk 1.300 orang - kebanyakan penduduk asli - yang telah pindah agama menjadi Kristen.

Menanggapi penemuan itu, penggalian situs pemakaman dihentikan sementara, dan protokol untuk melindungi jenazah manusia diaktifkan. Ini bukan pertama kalinya kuburan manusia ditemukan di situs Alamo. Beberapa jenazah ditemukan di gereja pada tahun 1989 dan 1995, dan lebih banyak jenazah manusia yang disebut dimakamkan di sana.

Pejabat dari Alamo Trust, yang mengelola GLO, menolak untuk berkomentar tentang penemuan mayat tersebut. Tetapi seorang juru bicara GLO mengatakan kepada New York Times bahwa prosedur untuk menemukan mayat manusia di tempat itu benar-benar dipatuhi.

"GLO telah lama mengakui Alamo sebagai tempat pemakaman dan akan memastikan bahwa sejarah ini diceritakan di museum masa depan," kata juru bicara Karina Erickson.

Banyak orang yang menentang rencana pembangunan kembali situs sejarah Alamo dengan alasan, tinjauan sejarah harus dihitung sebelum penyerangan 1836, dengan memperhitungkan penggunaan sebelumnya dari bangunan misi - sebagai pusat komunitas Kristen awal dan tanah kuburan bagi penduduk asli Amerika.

Komisioner kota, Velasquez mengatakan, pengepungan 1836 pantas diperingati. Namun, sejarah sebelum peristiwa itu juga layak diketahui.

"Pertempuran Alamo pada tahun 1836 pantas untuk diperingati, di bawahnya sejarah adalah penanda pertobatan penduduk asli Amerika di wilayah negara ini," kata Velasquez.

Sampai survei arkeologi lengkap dari seluruh situs Alamo dilakukan, masih banyak sisa-sisa manusia akan ditemukan di sana, katanya. "Itu terus terjadi dan itu akan terus terjadi jika kita memperlakukan semua sisa-sisa ini seolah-olah mereka bukan bagian dari satu komunitas," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement