Sabtu 21 Dec 2019 16:09 WIB

Peneliti ITB Temukan Usia Akurat Manusia Purba Homo erectus

Peneliti ITB berkolaborasi dengan peneliti asing temukan usia akurat Homo erectus

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Christiyaningsih
Peneliti ITB berkolaborasi dengan peneliti asing berhasil menemukan usia akurat Homo erectus. Ilustrasi.
Foto: Live Science
Peneliti ITB berkolaborasi dengan peneliti asing berhasil menemukan usia akurat Homo erectus. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti ITB dan University of Iowa di AS, berhasil menentukan usia fosil Homo erectus termuda yang ditemukan. Riset bersama ini dilakukan dari menggabungkan sampel banyak penelitian selama bertahun-tahun.

Penelitian ini terbagi menjadi dua tim yakni tim ITB dan University of Iowa. Peneliti dari ITB antara lain Yahdi Zaim sebagai ketua tim peneliti, bersama Aswan dan Yan Rizal. Sedangkan ketua tim peneliti AS adalah Russell Ciochon.

Baca Juga

Menurut Yan Rizal, sebelumnya para peneliti ITB masing-masing melakukan penelitian di lapisan sedimen di mana fosil H. erectus pertama kali ditemukan. Penemuan fosil itu pertama kali dilakukan oleh bapak paleoantropologi Indonesia Teuku Jacob di Sangiran pada 1960-an.

Yan Rizal menjelaskan, gagasan riset bersama ini awalnya berasal dari hasil penelitian yang pernah ditemukan di situs di sepanjang Pulau Jawa. Khusus penelitiannya, pada 1992 ia melakukan penelitian disertasi di daerah Sangiran ke Gresik, lalu Ngandong mengenai teras di sepanjang Bengawan Solo.

"University of Iowa awalnya mau melakukan penelitian di Sangiran karena lokasinya sama lalu kami buat penelitian bersama," jelas Yan Rizal kepada Republika, Kamis (19/12).

Peneliti ITB yang lain juga pernah melakukan penelitian di lapisan situs yang sama. Namun menurutnya, dari masing-masing metode yang dilakukan, tidak ada yang dapat menentukan usia fosil tersebut secara akurat.

Dengan penelitian bersama yang dilakukan sekitar empat tahun lalu, mereka melakukan riset kombinasi antara sedimen, fosil, dan dating umur mutlak. Hasilnya, para peneliti menyimpulkan bahwa fosil itu berusia antara 108 ribu dan 117 ribu tahun. Hasil penelitian mengenai usia Homo erectus diterbitkan di jurnal Nature pada Rabu (18/12) lalu.

"Karena sebelumnya kita penelitiannya secara parsial, makanya mendapatkan umur yang berbeda. Dalam riset ini kita teliti secara komprehensif dengan beberapa metode ternyata memberikan umur yang match (sama)," jelasnya.

Menurutnya, penelitian ini tidak sulit dilakukan karena sudah pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya meskipun secara parsial. Tantangan tersulit justru untuk membawa tim peneliti asing dari Iowa masuk ke Indonesia.

Russel Ciochon merupakan ahli paleoantropologi yang keahliannya diperlukan dalam penelitian ini. "Peneliti asing belum pernah meneliti ini. Jadi tim Iowa bersama kami melakukan penelitian yang hanya selama dua pekan itu saja," kata Yan Rizal.

Hasil penelitian ini diyakini tim peneliti merupakan usia yang paling akurat yang pernah ditemukan. Meskipun ada kemungkinan adanya peneliti lain yang dapat meneliti dengan metode yang lebih akurat, namun menurut Yan itu sulit untuk dilakukan. Ini mengingat kondisi situs yang perlahan mulai berkurang akibat adanya pembangunan. Apalagi luas situs terluas hanya 30 x 30 meter.

Saat ini, ia dan peneliti ITB lainnya tengah meneliti fosil manusia purba berusia sekitar 100 ribu tahun lainnya di daerah Pegunungan Kendeng. Menurut Yan, berdasarkan hasil disertasi mahasiswanya di daerah tersebut masih banyak yang dapat diteliti.

Mereka kini tengah menghimpun data awal untuk kemudian diajukan menjadi penelitian bersama dengan pihak asing. "Data kita masih sangat awal, satu tahapan lagi kita tawarkan ke mereka. Daerahnya belum ada yang tahu, masih kami simpan," kata Yan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement