Rabu 18 Dec 2019 13:54 WIB

Huawei Gelar Kompetisi Film Maker Gunakan Ponsel Pintar

Pembuatan film dilakukan dengan menggunakan Huawei Mate 30 Pro.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nora Azizah
Tompi (kiri) dan sutradara Angga Dwimas Sasongko (tengah) menjadi juri dalam Huawei Film Awards (HFA) dalam pembukaan acara di LSPR Bekasi, Rabu (18/12).
Foto: Republika/Idealisa Masyrafina
Tompi (kiri) dan sutradara Angga Dwimas Sasongko (tengah) menjadi juri dalam Huawei Film Awards (HFA) dalam pembukaan acara di LSPR Bekasi, Rabu (18/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Saat ini, apa yang tak bisa dilakukan dengan menggunakan ponsel pintar. Mengedepankan teknologi, Huawei mencoba menantang para film maker di Asia Pasifik untuk membuat film menggunakan ponsel pintar.

Untuk pertama kalinya Huawei menggelar Huawei Film Awards (HFA) di tingkat Asia Pasifik. Kompetisi ini melibatkan para pembuat film dan konten profesional adu kreativitas.

Baca Juga

Deputy Country Director Huawei Consumer Business Group Indonesia, Lo Khing Seng, mengatakan, para profesional muda tersebut diminta mengeksplore potensi artistik dengan ponsel. Mereka harus bisa menyajikan cerita melalui teknologi kamera ponsel.

"Ini merupakan festival film pertama yang diadakan oleh Huawei dan ini diadakan di Asia Pasifik," ujar Lo Khing Seng dalam acara talkshow di LSPR Bekasi, Rabu (18/12).

Lo Khing mengatakan, para seniman film tersebut akan beradu di panggung HFA dalam menghasilkan film pendek. Karya para seniman akan dikompetisikan dari beberapa negara, yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Filipina.

Ajang HFA menggandeng dua sineas Indonesia, yakni sutradara Angga Dwimas Sasongko dan Tompi. Keduanya sudah mencoba merampungkan karyanya dengan menggunakan Huawei Mate 30 Pro.

Angga memperkenalkan proyek film pendeknya 'Menanti Keajaiban' yang terinspirasi dari lagu grup musik Padi. Sementara, Tompi memproduksi video musik untuk putrinya Ayesha menggunakan Huawei Mate 30 Pro.

Huawei Mate 30 Pro memiliki fitur videografi, mulai dari Cine Camera, Ultra-Slow Motion, 3D depth sensing camera, serta ISO parameter. Fitur tersebut bisa disesuaikan dengan kebutuhan para sineas untuk menghasilkan gambar setara kualitas kamera profesional.

Peserta dengan naskah terplih dalam HFA akan mendapatkan alokasi biaya produksi dalam tiga tahap. Pemenang Film Terbaik Asia Pasifik di Huawei Film Awards akan mendapatkan hadiah utama USD 20 ribu atau sekitar Rp 280 juta.

Selain itu seluruh biaya perjalanan ke Bangkok, untuk menghadiri seremoni penghargaan akan ditanggung oleh Huawei. Kompetisi berlangsung hingga 15 Februari 2020.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement