REPUBLIKA.CO.ID, ANTARTIKA -- Peta baru gunung, lembah, dan ngarai yang tersembunyi di bawah es Antartika telah mengungkapkan daratan terdalam di Bumi. Ini akan membantu memperkirakan hilangnya es di masa depan.
Dilansir di Live Science, Sabtu (14/12), disebutkan benua selatan yang beku dapat terlihat sangat datar. Tetapi di bawah lapisan es yang terakumulasi selama ribuan tahun, ada sebuah benua kuno, yang memiliki tekstur seperti yang lainnya.
Tekstur itu ternyata sangat penting untuk memprediksi bagaimana dan kapan es akan mengalir dan wilayah es mana yang paling rentan di dunia yang semakin memanas. Peta NASA yang baru, yang disebut BedMachine Antarctica, menggabungkan pengukuran pergerakan es, pengukuran seismik, radar dan titik data lainnya untuk membuat gambar paling detail dari fitur tersembunyi Antartika.
"Menggunakan BedMachine untuk memperbesar ke sektor-sektor tertentu di Antartika, Anda menemukan detail penting, seperti benjolan dan lubang di bawah es yang dapat mempercepat, memperlambat atau bahkan menghentikan mundurnya gletser," kata Mathieu Morlighem, ilmuwan sistem bumi di Universitas California, Irvine dan penulis utama makalah baru tentang peta tersebut.
Peta baru, yang diterbitkan 12 Desember dalam jurnal Nature Geoscience, mengungkapkan fitur topografi yang sebelumnya tidak diketahui yang membentuk aliran es di benua beku. Fitur yang sebelumnya tidak diketahui memiliki implikasi utama untuk respons gletser terhadap perubahan iklim.
"Misalnya, gletser yang mengalir melintasi Pegunungan Transantarctic dilindungi oleh punggung bukit yang luas dan menstabilkan," kata para peneliti.
Memahami bagaimana es mengalir di Antartika menjadi semakin penting saat Bumi menghangat. Jika semua es Antartika mencair, es itu akan menaikkan permukaan laut global hingga 60 meter, menurut Pusat Data Salju dan Es Nasional.
Meskipun itu tidak mungkin dalam waktu dekat, tetapi jika sebagian kecil benua mencair, itu akan memiliki efek global yang menghancurkan. Termasuk dalam data adalah bukti untuk ngarai terdalam di planet Bumi. Dengan mempelajari berapa banyak es yang mengalir melalui wilayah sempit tertentu yang dikenal sebagai palung Denman setiap tahun, para peneliti menyadari bahwa es itu harus menyelam setidaknya 11 ribu kaki (3.500 meter) di bawah permukaan laut untuk menampung semua volume air beku.
Ini jauh lebih dalam daripada Laut Mati, wilayah daratan terendah yang terekspos, yang berada 432 meter (1.419 kaki) di bawah permukaan laut, menurut pusat Penelitian Kelautan dan Teknologi Penelitian Israel.
Peta itu menawarkan banyak informasi baru tentang wilayah es benua mana yang paling berisiko tergelincir ke lautan dalam beberapa dekade dan abad mendatang, tulis para penulis.