Jumat 13 Dec 2019 18:48 WIB

Pesawat Starliner Boeing Siap Diluncurkan ke Luar Angkasa

Pesawat Starliner Boeing akan lepas landas pada 20 Desember.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Dwi Murdaningsih
Pesawat Starliner Boeing akan lepas landas pada 20 Desember ke luar angkasa.
Foto: boeing via space.com
Pesawat Starliner Boeing akan lepas landas pada 20 Desember ke luar angkasa.

REPUBLIKA.CO.ID, FLORIDA -- Sebuah pesawat luar angkasa akan kembali diluncurkan oleh NASA dan akan menjelajahi Stasiun Luar Angkasa Internasional. Kali ini, pesawat luar angkasa itu adalah CST-100 Starliner Boeing yang akan diluncurkan setelah dilakukan penilaian mendalam oleh NASA dan Boeing pada Kamis (12/12) waktu setempat.

Dilansir di laman Space.com, Jumat (13/12), NASA dan Boeing mengadakan sebuah penilaian mendalam tentang seberapa siap sebuah misi untuk melanjutkan yang bertajuk Flight Readiness Review (FRR). Pesawat itu dijadwalkan untuk diluncurkan pada  20 Desember pukul 6:36 pagi EST (1136 GMT) dari Stasiun Angkatan Udara Cape Canaveral di Florida.

Baca Juga

Selama peninjauan, manajer misi dari NASA dan Boeing mempresentasikan penilaian mereka tentang kesiapan peluncuran Starliner. Dia menyimpulkan pesawat itu akan siap untuk lepas landas di atas roket United Launch Alliance Atlas V pada 20 Desember.

"Saya senang mengumumkan bahwa pesawat ini akan diluncurkan," kata Wakil Administrator NASA Jim Morhard pada konferensi pers setelah FRR.

Manajer Program Stasiun Luar Angkasa Internasional NASA Kirk Shireman, menyebut FRR telah berjalan dengan sangat baik. Mitra internasional yang merupakan bagian dari tinjauan ini disebut sangat puas dan siap untuk melanjutkan proyek ini.

Wakil presiden dan manajer program pada Program Awak Komersial Boeing, John Mulholland, menambahkan, ada persetujuan dengan suara bulat untuk melanjutkan peluncuran. Dewan FRR mempertimbangkan presentasi dari manajer misi utama untuk sampai pada kesimpulan ini. 

Manajer mempresentasikan penilaian Starliner, sistemnya, operasi misinya, fungsi pendukung, dan kesiapan program stasiun luar angkasa untuk mendukung misi pesawat ke stasiun. Tim juga telah memiliki dua peluang peluncuran tambahan pada 21 dan 23 Desember.

Menurut direktur NASA untuk Spaceflight Development NASA, Phil McAlister, tanggal itu ditambahkan, sebagai antisipasi jika perlu tambahan waktu untuk mempersiapkan pesawat. Oleh karena adanya peluncuran 20 Desember, kargo terakhir yang terlambat akan dimuat ke Starliner Sabtu (14/12) esok. Mulholland mengatakan, dalam waktu 24-25 jam setelah peluncuran, Boeing harus bergabung dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Di sana, astronaut NASA Jessica Meir dan Christina Koch akan menerima pesawat ruang angkasa dan membawa muatannya. Pesawat itu akan kembali ke Bumi pada 28 Desember, dan mereka akan melakukan pendaratan di White Sands Missile Range di New Mexico.

Meskipun kendaraan tidak akan memiliki anggota kru, pendaratan ini akan berfungsi sebagai latihan untuk saat mereka melakukannya. Menurut Mulholland, dalam hal itu, telah terdapat sejumlah simulasi pendaratan selesai.

"Selain tidak ada manusia di pesawat ruang angkasa, ini akan cocok dengan pendaratan penerbangan awak. Tapi, sementara tidak ada manusia dalam penerbangan, ada boneka uji bernama Rosie," tutur dia.

Oleh sebab itu, peluncuran  Starliner dengan uji penerbangan ini disebut dengan "Rosie the Rocketeer".  Penerbangan dengan boneka uji bernama initerinspirasi dari  "Rosie the Riveter," yang merupakan model peran ikon untuk wanita yang bekerja dari WW II. Rosie dilengkapi dengan banyak sensor yang mengukur data penting.

 "Tidak diragukan lagi akan ada beberapa hasil yang tidak terduga, ini adalah ujian. Hasil tes ini akan menjadi langkah membangun kepercayaan diri yang sangat besar," ujar McAlister.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa titik OFT yang tidak diawasi adalah untuk memberikan data penting untuk sertifikasi akhir sehingga peluncuran Starliner yang dikawal itu sukses.

Peluncuran ini juga akan menjadi penerbangan pertama untuk sistem docking NASA baru yang akan menjadi sistem docking standar untuk mengirim manusia ke Gateway dan ke Mars. Menurut Shireman, peristiwa penting ini juga akan menjadi bagian penting dari program Artemis NASA.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement