Kamis 12 Dec 2019 19:53 WIB

ITB Luncurkan NIVA sebagai Alat Deteksi Penyakit Jantung

NIVA mampu menganalisis pembuluh darah yang ada di dalam tubuh manusia.

Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro (kedua kanan) bersama Rektor ITB Kadarsah Suryadi (kanan) dan Direktur Keuangan SCNP Setiyo Bonorowanto (kedua kiri) saat peluncuran purwarupa Perangkat Medis Non Invasive Vascular Analyzer (NIVA) di Gedung CRCS ITB, Bandung, Jawa Barat, Kamis (12/12).
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro (kedua kanan) bersama Rektor ITB Kadarsah Suryadi (kanan) dan Direktur Keuangan SCNP Setiyo Bonorowanto (kedua kiri) saat peluncuran purwarupa Perangkat Medis Non Invasive Vascular Analyzer (NIVA) di Gedung CRCS ITB, Bandung, Jawa Barat, Kamis (12/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kelompok Keahlian Teknik Biomedika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI), Institut Teknologi Bandung (ITB), mengembangkan perangkat untuk mendeteksi penyakit jantung atau kardiovaskuler. Alat yang diberi nama NIVA atau Non-Invasive Vascular Analyzer tersebut diluncurkan, Kamis (12/12).

NIVA yang merupakan perangkat non-invasif menggunakan sensor PPG (photoplethysmograph) dan sensor tekanan darah ini akan menganalisis pembuluh darah yang ada di dalam tubuh manusia. Penelitian alat ini sudah dilakukan sejak 2013 lalu. Alat ini dirancang untuk mengukur fungsi vaskuler dengan enam parameter, dan tingkat risiko vaskuler untuk lima parameter secara sekaligus.

Baca Juga

 

“Saat itu muncul satu ide yang dipacu oleh permintaan dari dokter bahwa apakah kita bisa membuat sebuah peralatan yang dapat mendeteksi lebih awal akan gejala terjadinya sumbatan di dalam pembuluh darah,” ujar Ketua TIm Penelitian NIVA,

Prof Tati Latifah Erawati Rajab Mengko.

Tati menjelaskan, penyumbatan pembuluh darah biasanya terjadi karena terdapat plak-plak di dalam pembuluh darah. Plak tersebut muncul disebabkan pembuluh darah tidak licin karena Nitric Oxide (NO) berkurang. NO ini sangat berperan dalam menjaga tingkat kelenturan dari pembuluh darah.

Bertambahnya umur manusia ikut mempengaruhi produksi NO pada lapisan endothelial, yaitu lapisan paling dalam pembuluh darah manusia sehingga kelenturan pembuluh darah juga ikut berkurang. Hal tersebut berakibat pada peningkatan tekanan darah atau hipertensi.

Terkait kesehatan pembuluh darah yang sangat mahal pengobatannya, Tati mengatakan, peralatan ini dapat membantu BPJS dalam mendeteksi risiko penyakit stroke dan jantung. Alat ini bisa mendeteksi penyakit sejak dini.

"Maka dari itu, adanya peralatan ini diharapkan bisa mendeteksi penyakit tersebut sedari awal. Dengan alat ini, jika hasil dari parameternya kurang baik, kita bisa segera melakukan pengobatan ke dokter sebelum terjadi hal yang lebih buruk lagi," ujarnya.

Bekerja sama dengan PT Selaras Citra Nusantara Perkasa, alat ini siap diproduksi massal agar dapat berguna bagi masyarakat banyak. Saat ini NIVA sudah diuji coba dan dipakai di dua rumah sakit, yaitu di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta, dan Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Ke depannya, alat tersebut juga akan dilakukan uji coba di Rumah Sakit Unair Surabaya, Rumah Sakit Sardjito, dan Rumah Sakit Gatot Subroto.

Keberadaan NIVA ini merupakan solusi terintegrasi untuk mengukur kesehatan pembuluh darah. Melalui pendekatan kerjasama dengan industri ini, harga produksi dapat ditekan.

Selain itu, peralatan ini akan menjadi perangkat screening yang efektif untuk mengurangi jumlah pasien yang harus mendapat tindakan medis.Perangkat ini juga diharapkan dapat mengurangi impor dan mendongkrak kemampuan industri dalam negeri untuk menghasilkan berbagai peralatan medis lainnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement