Kamis 12 Dec 2019 10:11 WIB

Bermain Drum Dapat Mengubah Struktur Otak?

Penelitian di Eropa mengungkap manfaat bermain drum secara teratur.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Reiny Dwinanda
Drummer. Penelitian di Eropa mengungkap manfaat bermain drum secara teratur.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Drummer. Penelitian di Eropa mengungkap manfaat bermain drum secara teratur.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Penelitian Eropa baru-baru ini menemukan memainkan drum secara teratur selama beberapa tahun tampaknya menyebabkan perubahan struktur dan fungsi otak yang tidak terlihat pada orang yang tidak musikal. Para peneliti dari Ruhr-Universitaet Bochum melihat 20 drummer profesional dalam studi skala kecil baru.

Mereka telah memainkan instrumen selama rata-rata 17 tahun. Pada saat penelitian, mereka berlatih selama lebih dari 10 jam per pekan.

Baca Juga

Para peserta menjalani berbagai pemindaian MRI sehingga para peneliti dapat menilai struktur dan fungsi otak serta membandingkan pemindaian dengan dari 24 peserta kontrol yang tidak bermusik. Temuan yang dipublikasikan secara daring dalam jurnal Brain and Behavior menunjukkan para pemain drum menunjukkan perbedaan yang jelas di bagian depan corpus callosum dibandingkan dengan subjek kontrol.

Corpus callosum merupakan struktur otak yang bertanggung jawab untuk perencanaan motorik dan menghubungkan dua bagian otak. Di sini, para pemain drum memiliki lebih sedikit, tetapi seratnya lebih tebal.

Seperti yang dilansir Malay Mail, Rabu (11/12), ini memungkinkan mereka bertukar informasi antara dua belahan otak lebih cepat daripada peserta kontrol. Struktur corpus callosum juga meramalkan kinerja peserta dalam tes drum.

Semakin tebal serat dalam corpus callosum, semakin baik kinerja bermain drumnya. Para pemain drum juga memiliki area otot motorik yang diatur lebih efisien.

"Sudah lama dipahami memainkan alat musik dapat mengubah otak melalui proses neuroplastik tetapi tidak ada yang sebelumnya melihat secara spesifik dari pemain drum," kata co-writer Sarah Friederich.

Para peneliti memutuskan mempelajari kelompok musisi ini untuk pertama kalinya karena pada pemain drum memiliki keterampilan koordinasmi motorik yang unggul untuk orang-orang yang tidak terlatih. Mereka mampu melakukan tugas-tugas motorik halus yang rumit dengan kedua tangan pada tingkat kerja yang sama.

Peneliti Lara Schlaffke mengungkapkan, kebanyakan orang hanya dapat melakukan tugas motorik halus dengan satu tangan dan memiliki masalah memainkan ritme berbeda dengan kedua tangan pada saat yang sama.

“Pemain drum dapat melakukan hal-hal yang tidak mungkin dilakukan untuk orang yang tidak terlatih,” ujar Schlaffke.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement