REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah fakta kembali ditemukan para peneliti mengenai pemanasan global. Dalam studi yang dipimpin oleh University of Leeds dan Jet Propulsion Laboratory milik NASA di California ini, ditemukan lapisan es Greenland mencair tujuh kali lebih cepat hari ini daripada di tahun 1990-an.
Hal itu akan berdampak kepada banjir 100 juta orang per tahun pada akhir abad ini. Penelitian yang didukung oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) dan Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional AS (NASA) itu menunjukkan, tingkat hilangnya es di Greenland telah meningkat dari 33 miliar ton per tahun pada 1990-an menjadi 254 miliar ton dalam sepuluh tahun terakhir.
Dalam studi yang diterbitkan di jurnal Nature itu, angka itu menambah hingga 3,8 triliun ton es yang hilang sejak 1992. Berat ton es tersebut cukup untuk mendorong permukaan laut global naik 1,06 sentimeter dan secara signifikan meningkatkan banjir bagi orang-orang yang tinggal di daerah pantai.
"Ini bukan peristiwa kecil atau dampak kecil; mereka terjadi dan akan menghancurkan komunitas pesisir," kata peneliti dari Universitas Leeds, Profesor Andrew Shepherd.
Sebagai patokan, lanjut dia, untuk setiap sentimeter kenaikan permukaan laut global, enam juta orang lagi terkena banjir pantai di sekitar planet ini. Itu berarti, pada tren saat ini, 100 juta orang akan kebanjiran setiap tahun sebagai akibat mencairnya es Greenland pada 2100 mendatang.
Jumlah ini naik menjadi 400 juta orang begitu permukaan laut naik, karena ekspansi lautan dari kenaikan suhu air. Selain itu, pencairan es di Antartika dan wilayah lain juga termasuk. Para ilmuwan yang tidak terlibat dalam penelitian bereaksi dengan cemas terhadap temuan tersebut.
"Ini harus menjadi perhatian besar bagi semua orang yang akan terkena dampak kenaikan permukaan laut. Jika tingkat kehilangan es yang sangat tinggi ini berlanjut, ada kemungkinan bahwa titik kritis baru dapat dilanggar lebih cepat dari yang kita duga sebelumnya," kata Louise Sime, dari Survei Antartika Inggris.
Menurut ilmuwan dari University of Southampton, Profesor Robert Marsh, studi ini mengungkapkan bagaimana kontribusi Greenland terhadap kenaikan permukaan laut global telah meningkat lebih cepat daripada semua faktor lain. Seperti ekspansi termal, gletser lain, dan Antartika.
"Ini adalah masalah mendesak, dan para ilmuwan lebih memahami proses kompleks yang mendorong hilangnya es dramatis di Greenland," ujar dia.
Studi ini merupakan studi yang paling komprehensif tentang hilangnya es Greenland sejauh ini. Studi ini melibatkan 96 ilmuwan kutub dari 50 organisasi internasional.
Mereka menggabungkan 26 survei terpisah untuk menghitung perubahan dalam massa lapisan es Greenland antara tahun 1992 dan 2018. Secara keseluruhan, data dari 11 misi satelit yang berbeda digunakan, termasuk pengukuran volume, aliran, dan gravitasi yang berubah dari lapisan es itu.