Ahad 08 Dec 2019 05:19 WIB

Chip Sensor Optikal Deteksi Biomarker Kanker di Urin

Teknologi baru ini lebih sensitif dari desain lain dan mengarah cara non-invasi.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Gita Amanda
Peneliti gunakan sensor pendeteksi kanker lewat Urin. Ilustrasi Sel Kanker.
Foto: youtube
Peneliti gunakan sensor pendeteksi kanker lewat Urin. Ilustrasi Sel Kanker.

REPUBLIKA.CO.ID, Untuk pertama kalinya, para peneliti telah menggunakan sensor berbasis chip dengan laser terintegrasi untuk mendeteksi tingkat yang sangat rendah dari biomarker kanker dalam sampel urin.

Teknologi baru ini lebih sensitif daripada desain lain dan dapat mengarah pada cara-cara non-invasif dan murah untuk mendeteksi molekul yang menunjukkan keberadaan atau perkembangan suatu penyakit.

Baca Juga

"Metode saat ini untuk mengukur tingkat biomarker mahal dan canggih, membutuhkan biopsi dan analisis di laboratorium khusus," kata pemimpin tim peneliti Sonia M. Garcia-Blanco dari University of Twente di Belanda, dilansir di Science Daily, Sabtu (7/12).

Teknologi baru yang dikembangkan membuka jalan ke deteksi panel biomarker yang lebih cepat dan sangat sensitif yang akan memungkinkan dokter untuk membuat keputusan tepat. Terutama saat diagnosis dan perawatan pribadi untuk kondisi medis termasuk kanker.

Dalam jurnal The Optical Society (OSA) Optics Letters, sekelompok peneliti multi-institusi menunjukkan bahwa sensor baru dapat melakukan deteksi label-bebas S100A4, protein yang terkait dengan perkembangan tumor manusia, pada level yang relevan secara klinis.

"Biosensor dapat mengaktifkan perangkat titik perawatan yang secara bersamaan menyaring berbagai penyakit. Pengoperasiannya sederhana dan tidak memerlukan perawatan sampel yang rumit atau operasi sensor, menjadikannya kandidat yang sangat baik untuk aplikasi klinis," kata Garcia-Blanco.

Para peneliti mengatakan bahwa sensor juga berpotensi untuk penerapan non-biomedis. Sebagai contoh, itu juga dapat digunakan untuk mendeteksi berbagai jenis gas atau campuran cairan.

Sensor berbasis chip baru mendeteksi keberadaan molekul tertentu dengan menerangi sampel dengan cahaya dari laser microdisk on-chip. Ketika cahaya berinteraksi dengan biomarker yang menarik, warna, atau frekuensi, dari sinar laser ini bergeser dengan cara yang dapat dideteksi.

Untuk melakukan deteksi dalam sampel urin, para peneliti harus mencari cara untuk mengintegrasikan laser yang dapat beroperasi di lingkungan cair.  Mereka beralih ke bahan aluminium oksida, karena ketika didoping dengan ion ytterbium dapat digunakan untuk membuat laser yang memancarkan dalam rentang panjang gelombang di luar pita penyerapan cahaya air sambil tetap memungkinkan pendeteksian biomarker secara tepat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement