REPUBLIKA.CO.ID, CAPE TOWN -- Afrika Selatan adalah negara yang menjadi salah satu destinasi wisata di dunia. Banyak orang yang ingin melihat keindahan alam yang terhampar di sana, serta tak kalah menarik adalah pemandangan satwa-satwa liar yang begitu eksotis.
Pengalaman menarik itu tentu ingin didapatkan oleh banyak orang dan tak jarang para turis rela menempuh perjalanan yang jauh ke negara Afrika ini. Selain itu, dilansir Lonely Planet, Jumat (6/12), salah satu hal yang membuat datang ke Afrika Selatan tidak mudah adalah proses mendapatkan visa.
Namun, saat ini akan ada kemudahan bagi orang-orang yang hendak mengurus visa untuk dapat berkunjung ke Afrika Selatan. Dalam sebuah laporan dari Departemen Dalam Negeri negara itu, pengujian sistem e-Visa (elektronik visa) telah resmi dimulai.
Sistem aplikasi elektronik yang baru diterapkan Afrika Selatan dalam masa uji coba hingga Maret 2020. Orang-orang dari sejumlah negara yaitu Kenya, Cina, India, dan Nigeria mendapat kesempatan pertama untuk mendapatkan e-Visa dan pada awal tahun depan, akan ada tambahan negara-negara lainnya dalam sistem ini.
Sepanjang musim panas lalu, Pemerintah Afrika Selatan mengatakan status bebas visa telah diberikan untuk 75 negara di Afrika, serta beberapa negara lainnya, termasuk Amerika Serikat (AS), Kanada, Kuba, dan Qatar. Meski demikian, orang-orang dari Cina, India, dan Nigeria, sebagai tiga negara dengan penduduk paling padat di dunia masih menyelesaikan proses visa melalui pos dengan surat permohonan, serta stiker visa yang dicetak.
“Ini tidak dikeluarkan di pelabuhan masuk Afrika Selatan, dan pejabat maskapai penerbangan berkewajiban untuk meminta visa sebelum mengizinkan penumpang naik,” tulis informasi di situs pariwisata resmi Afrika Selatan.
Disebutkan bahwa jika datang tanpa visa, maka pejabat imigrasi wajib memulangkan kembali orang tersebut. Persyaratan masuk ke Afrika Selatan lainnya adalah bukti saldo untuk membayar pengeluaran harian selama di sana, serta sertifikat kesehatan untuk penyakit demam kuning jika bepergian melalui area yang terinfeksi, kemudian dua halaman paspor yang kosong dan berurutan.
Presiden Afrika Selatan Cyrill Ramaphosa sebelumnya mengatakan pentingnya membuat daya tarik terhadap para turis, baik domestik maupun internasional ke benua itu. Karenanya, Afrika Selatan berusaha untuk menawarkan penagalamn menarik yang diinginkan para wisatawan dan mengurangi proses birokrasi yang berat saat mereka datang ke negara itu.
“Kami harus mengurangi birokrasi yang berat dan seringkali tidak perlu dihadapi para turis yang ingin mengunjungi negara ini. Afrisa Selatan dalam proses untuk mencapai sistem e-Visa yang akan terselesaikan segera,” jelas Ramaphosa dalam sebuah pernyataan pada awal tahun ini.