Kamis 05 Dec 2019 01:30 WIB

Air Terjun Terpajang di Dunia 'Sembunyi' di Greenland

Ada aliran air yang mengalir dalam gua musiman di Greenland yang serupa air terjun.

Rep: Adysa Citra Ramadhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Proses pengeringan danau yang di Greenland menciptakan gua-gua musiman yang dikenal sebagai moulin.
Foto: forbes
Proses pengeringan danau yang di Greenland menciptakan gua-gua musiman yang dikenal sebagai moulin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap musim panas, danau-danau akan bermunculan di permukaan lapisan es Greenland. Danau-danau ini berisikan air yang berasal dari es yang mencair atau meltwater.

Berdsarkan pengamatan drone, danau-danau dari meltwater ini akan terus melebar sampai akhirnya bersinggungan dengan patahan-patahan di permukaan lapisan es Greenland. Ketika bertemu dengan meltwater, patahan ini akan semakin memanjang ke bawah lapisan es.

Baca Juga

Meltwater yang semula mengisi danau pada akhirnya mengalir ke patahan-patahan tersebut dan membuat air di danau berkurang. Patahan-patahan ini dapat 'menelan' 1,3 miliar galon air dari danau di permukaan lapisan es Greenland hanya dalam waktu lima jam.

Proses pengeringan danau yang cepat ini menciptakan gua-gua musiman di Greenland. Gua-gua musiman ini dikenal sebagai moulin.

"Mengingat lapisan es umumnya setebal satu kilometer atau lebih, aliran air yang mengalir ke moulin-moulin tersebut bisa menjadi air terjun terbesar di dunia," kata tim peneliti dari Cambridge University, seperti dilansir Forbes.

Ketika danau sudah mengering, dua per tiga dari volume air danau kembali ke bawah lapisan es. Selanjutnya, air-air ini akan terus mengalir lalu menyatu dengan laut.

"Merupakan hal yang langka untuk bisa benar-benar mengobservasi proses pengeringan danau yang cepat ini,"jelas salah satu peneliti dari Scott Polar Research Tom Chudley PhD.

Temuan baru ini telah dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences. Sebagai kesimpulan, tim peneliti juga mengungkapkan bahwa meltwater memiliki dampak besar terhadap aliran gletser dan seluruh sistem yang terjadi mungkin bisa berubah dengan lebih cepat dibandingkan perkiraan.

"Secara umum efek gletser ini faktanya sangat signifikan," terang ketua tim peneliti Dr Poul Christoffersen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement