Selasa 03 Dec 2019 09:51 WIB

FBI Ingatkan Waspadai Peretasan Televisi Pintar

Koneksi televisi pintar bisa menjadi pintu bagi penjahat memasuki rumah.

Rep: Santi Sopia/ Red: Indira Rezkisari
FBI mengingatkan televisi bisa menjadi gerbang peretas datang ke rumah.
Foto: Flickr
FBI mengingatkan televisi bisa menjadi gerbang peretas datang ke rumah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kecanggihan teknologi menciptakan gaya hidup semakin mengandalkan kecerdasan mesin. Tidak terkecuali di rumah, kebutuhan teknologi pintar semakin banyak dicari.

Tetapi kecanggihan teknologi bak dua sisi mata uang. FBI baru-baru ini memperingatkan peretasan televisi pintar yang marak terjadi. Koneksi tv pintar bisa menjadi pintu bagi penjahat memasuki rumah.

Baca Juga

Dilansir laman Independent, Selasa (3/12), menurut biro badan intelijen Portland, Oregon, fitur dari TV pintar, seperti koneksi internet, mikrofon dan kamera berpotensi diretas. Selain itu, bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan akses ke rumah pengguna.

"Di luar risiko bahwa produsen TV dan pengembang aplikasi mungkin mendengarkan dan menonton Anda, televisi itu juga bisa menjadi gerbang bagi peretas untuk datang ke rumah Anda," begitu keterangan dari FBI.

Oknum kejahatan siber mungkin tidak dapat mengakses komputer yang terkunci secara langsung, tetapi ada kemungkinan melalui tv pintar menjadi cara memasuki ranah pribadi pengguna. Peretasan juga bisa dilihat dari perubahan saluran, volume, dan menunjukkan video yang tidak pantas kepada anak-anak Anda.

Meski begitu, ada upaya yang bisa dilakukan untuk menghindari peretasan. Hal pertama yang harus dilakukan adalah tahu persis fitur apa yang dimiliki TV Anda dan cara mengontrol fitur-fitur itu. Menurut FBI, yang mudah dilakukan dengan melakukan pencarian internet dasar dengan nomor model dan kata-kata kunci seperti "kamera" atau "mikrofon".

Konsumen juga seharusnya tidak bergantung pada pengaturan keamanan default, saran FBI, dan harus tahu cara mematikan mikrofon, kamera, serta pengumpulan informasi pribadi jika memungkinkan. Jika model TV tidak memungkinkan untuk mematikan kamera, FBI menyarankan untuk memasang pita hitam di atasnya atau mempertimbangkan apakah pengguna "bersedia mengambil risiko membeli model itu atau menggunakan layanan itu".

FBI juga merekomendasikan untuk memeriksa "kemampuan pabrikan guna memperbarui perangkat dengan patch keamanan" dan memeriksa kebijakan privasi untuk pabrikan TV. Perhatikan juga layanan streaming yang  digunakan untuk mengonfirmasi data apa yang pihak pabrik kumpulkan, bagaimana mereka menyimpan data itu, dan apa yang mereka lakukan untuk kita. Sampai saat ini FBI telah cukup banyak mendapatkan laporan penipuan siber.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement