Selasa 03 Dec 2019 08:53 WIB

Fenomena Lonjakan Bayi Lahir Lebih Awal Saat Cuaca Panas

Studi menyebut cuaca panas dapat menyebabkan lonjakan bayi dilahirkan lebih awal.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Nora Azizah
Melahirkan bayi lebih awal (Ilustrasi)
Foto: pixabay
Melahirkan bayi lebih awal (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO -- Cuaca panas dapat menyebabkan lonjakan jumlah bayi yang dilahirkan lebih awal. Para ilmuwan mengungkapkan, ini merupakan sebuah fenomena yang dapat membahayakan kesehatan bayi dan kemungkinan akan bertambah buruk karena suhu naik karena perubahan iklim.

Para peneliti di California mengatakan, rata-rata 25.000 anak dilahirkan hingga dua pekan lebih awal selama periode yang lebih hangat dari rata-rata di Amerika Serikat antara 1969-1988. Ini setara dengan 150.000 hari kehamilan yang hilang setiap tahun.

Baca Juga

Meskipun tidak pasti mengapa para ibu tampaknya melahirkan lebih awal ketika merkurius naik, para penulis penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Research Journal mengatakan kelahiran prematur adalah masalah yang harus ditanggapi dengan serius.

“Sangat mungkin dilahirkan lebih awal akan mempengaruhi perkembangan anak dan memiliki dampak bertahan hingga dewasa, namun diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengonfirmasi hal ini,” kata Alan Barreca dari Institute of the Environment and Sustainability, University California Los Angeles, seperti yang dilansir dari Malay Mail, Selasa (3/12).

“Cuaca panas meningkatkan kadar oksitosin ibu, yang merupakan hormon utama yang mengatur persalinan dan melahirkan. Tapi, kaitannya mungkin karena cuaca panas menyebabkan stres kardiovaskular, yang mungkin mengarah pada kelahiran dini,” ujarnya menambahkan.

Barreca dan seorang kolega menggunakan perkiraan pergeseran tingkat kelahiran harian dari negara bagian Amerika Serikat (AS) selama rentang 20 tahun. Sampel ini termasuk 56 juta kelahiran.

Mereka menemukan tingkat kelahiran dini meningkat lima persen pada hari-hari di mana suhu berada di atas 90 derajat Fahrenheit atau 32,2 derajat Celcius, terhitung sekitar satu dari setiap 200 kelahiran.

Dengan suhu saat ini sekitar satu derajat lebih panas daripada rata-rata pra industri dan diatur untuk meningkat lebih lanjut, Barreca mengatakan ia sangat prihatin tentang dampak potensial dari tingkat kelahiran dini yang terkait cuaca lebih besar di masa depan.

“Kami memperkirakan lebih dari satu dari 100 kelahiran akan terjadi lebih awal dari yang diperkirakan di AS pada akhir abad ini. Jumlah itu mungkin tampak kecil, tapi itu jauh lebih tinggi daripada risiko kecelakaan mobil,” kata Barreca.

Dia menunjukkan bahwa sementara AC cenderung memberikan perlindungan bagi para ibu selama cuaca panas. Namun,  teknologinya sangat hemar energi, mahal, dan sebagian besar tidak ada di negara berkembang.

“Beberapa kelaurga akan mengalami tekanan keuangan bahkan jika mereka dapat menggunakan lebih banyak pendingin ruangan selama kehamilan dan tekanan keuangan juga buruk bagi anak-anak,” ujarnya.

Sementara itu, profesor Obstetri di King’s College London Andrew Shennan mengatakan sifat hubungan itu tidak jelas, meskipun suhu yang ekstrem telah lama dikaitkan dengan risiko kelahiran prematur.

“Mengingat berbagai suhu di seluruh dunia dan sebagian besar wanita memiliki kehamilan normal, ini tidak mungkin menjadi faktor risiko penting bagi setiap individu,” kata Shennan yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement