Rabu 27 Nov 2019 12:10 WIB

PBB Sebut Pemanasan Global Bawa Dampak Lebih Menghancurkan

Pemanasan global diperkirakan membuat suhu bumi naik hingga 3,2 derajat.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Dwi Murdaningsih
Pemanasan global menyebabkan suhu bumi bertambah panas dan es di kutub terus menipis.
Foto: EPA
Pemanasan global menyebabkan suhu bumi bertambah panas dan es di kutub terus menipis.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Laporan tahunan Program Lingkungan PBB melaporkan adanya prediksi dampak pemanasan global yang lebih merusak daripada sebelumnya. Laporan itu mendapati adanya peningkatan suhu bumi akibat tidak dipatuhinya Nationally Determined Contributions (NDCs).

Laporan itu mendapati bahwa Suhu bumi diperkirakan naik hingga 3,2 derajat celcius di akhir abad nanti. PBB mengatakan, peningkatan suhu udara itu diakibatkan banyak negera yang tidak mengimplementasikan komitmen perubahan iklim yang disepakati di Paris beberapa waktu lalu.

Baca Juga

Mengacu pada laporan tersebut, negara dunia harus meningkatkan kontribusi mereka guna mengurangi pemanasan global. PBB mengungkapkan, saat ini negara-negara harus meningkatkan ambisi kontribusi NDC mereka tiga kali lipat untuk mencapai tujuan di bawah 2 derajat celsius.

PBB juga mengimbau negara dunia harus menignkatkan kontribusi lebih dari lima kali lipat untuk mencapai tujuan 1,5 derajat Celsius. PBB menegaskan, jika semua negara dunia mengimplementasikan efektif kesepakatan tersebut maka pemanasan global kemungkinan akan berkurang sekitar 0,2 derajat Celcius.

Laporan PBB seperti diwartakan Financialexpress, Rabu (27/11) itu  juga mengimbau bahwa emisi gas rumah kaca harus dipotong secara global hingga 7,6 persen. Hal itu dilakukan untuk memenuhi target menjaga penignkatan suhu global pada 1,5 derajat celsius, sesuai dengan Perjanjian Paris.

"Kecuali jika emisi gas rumah kaca global turun 7,6 persen setiap tahun antara tahun 2020 dan 2030, dunia akan kehilangan kesempatan untuk berada di jalur menuju sasaran suhu 1,5 derajat celcius dari Perjanjian Paris," kata laporan itu.

Laporan itu menemukan bahwa emisi gas rumah kaca telah meningkat 1,5 persen per tahun selama dekade terakhir. Emisi pada 2018, termasuk dari perubahan penggunaan lahan seperti deforestasi, mencapai ketinggian baru sebesar 55,3 gigaton setara karbon dioksida (CO2).

"Untuk membatasi suhu, emisi tahunan pada tahun 2030 harus 15 gigaton setara CO2 lebih rendah dari NB yang disepakati NDC dan menyiratkan untuk misi 2 derajat celcius. Mereka harus lebih rendah 32 gigaton untuk sasaran 1,5 derajat celcius," tulis laporan itu.

Laporan Kesenjangan Emisi tahunan Program Lingkungan PBB dilakukan setiap tahun. Mereka memonitor komitmen negara dunia untuk mengurangi pemanasan global di negara masing-masing secara konsisten sebesar 1,5 hingga 2 derajat celcius berdasarkan perjanjian perubahan iklim di Paris, Prancis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement