Warta Ekonomi.co.id, Surakarta -- Segitiga Bermuda merupakan salah satu wilayah dengan mitos besar di Samudra Atlantik. Lusinan kapal dan pesawat terbang dilaporkan di area yang dibatasi oleh Miami, Bermuda, dan Puerto Riko tersebut. Bahkan, ilmuwan pun dibuat bingung oleh tempat itu selama bertahun-tahun.
Namun, kini kelompok ilmuwan dari Universitas Southampton memiliki teori di balik hilangnya kapal dan pesawat terbang di Segitiga Bermuda. Menurut mereka, ada gelombang 1000 kaki di dalam segitiga tersebut.
"Daerah yang terkenal di Atlantik itu tampaknya mengalami tiga badai besar yang datang bersamaan dari arah yang berbeda, sehingga tercipta gelombang besar," kata Ilmuwan Laut dan Bumi, Simon Boxall, seperti dikutip dari Tech Explorist, Selasa (26/11/2019).
Baca Juga: Misteri Banjir Bandang Zaman Nabi Nuh, Ilmuwan Mau Coba Bongkar dengan Penemuan Ini!
Ilmuwan-ilmuwan itu menjelaskan teori mereka melalui film dokumenter The Bermuda Triangle Enigma". Dalam film itu, mereka menggunakan simulator dalam ruangan untuk menciptakan gelombang air raksasa.
Boxall menambahkan, "lonjakan air seperti itu bisa mematahkan kapal, seperti Cyclops di DUA."
Untuk menjelaskannya, para ilmuwan menciptakan replika model USS Cyclops, kapal besar yang hilang pada Segitiga Bermuda pada 1918, mengorbankan 300 nyawa. Karena ukurannya tipis dan dasar yang rata, model itu tertelan air selama simulasi secara cepat.
Cyclops adalah kapal setinggi 542 kaki untuk mengangkut bahan bakar selama Perang Dunia 1 dan menghilang dalam perjalanan dari Bahia ke Baltimore pada 1918.