REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Perusahaan teknologi asal Cina, Huawei terus menghadapi tekanan dari Amerika Serikat (AS). Perang dagang antara kedua negara itu masih berlanjut hingga berdampak ke sejumlah sektor.
Kendati demikian, Huawei menyebut pertumbuhan pasar ponsel pintar (smartphone) di Indonesia sangat positif. Karena itu, meski hadir tanpa google mobile service (GMS), perusahaan teknologi itu optimistis memasarkan produknya di Indonesia.
“Dalam kondisi cukup kritis, smartphone Huawei masih laku, bertumbuh 26 persen,” kata Deputy Country Director Huawei CBG Indonesia Lo Khing Seng dalam peluncuran berbagai perangkat terbaru bertajuk Tech Meets Fashion di Jakarta Pusat, Senin (25/11).
Atas kondisi itu, Huawei menyatakan ingin fokus dengan strategi produk Kecerdasan Buatan (AI) yang memudahkan segala aspek kehidupan masyarakat. Huawei meyakini IoT membuat kehidupan masyarakat semakin cerdas dan meningkatkan kualitas hidup.
“Dengan ekosistem ini, kita akan tampilkan hi-tech untuk berbagai perangkat wearbles terbaru Tech Meets Fashion,” ujar Lo.
Huawei CBG Indonesia meluncurkan berbagai perangkat wearables terbaru, yakni FreeBuds3, Huawei Watch GT2 edisi 42mm, serta tablet MediaPad T5 di Jakarta Selatan, Senin (25/11). Acara itu terinspirasi visi Huawei itu, menghadirkan perangkat digital bagi setiap individu, rumah, dan perusahaan dalam rangka mewujudkan dunia yang cerdas dan terhubung. Berbagai pertunjukkan di acara bertajuk Tech Metts Fashion itu, dirancang untuk menyoroti fitur-fitur luar biasa dan fungsionalitas produk wearable, serta membawa pengunjung ke dalam perjalanan untuk menjelajahi pengalaman dunia lain dari produk tersebut.