REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- WIR Group, pemimpin pasar teknologi digital reality (artificial intelligence, augmented reality dan virtual reality) di Asia Tenggara, memaparkan mengenai kontribusi WIR di Indonesia. Peran ini memicu perkembangan sektor ritel dan konsumen di Indonesia melalui digital reality dalam WIR Tech Outlook di Disrupto 2019.
WIR Group juga memaparkan pemanfaatan AI, AR, dan VR dalam berbagai sektor industri di Indonesia akan meningkat sebagai solusi bagi bisnis di beragam sektor dan transformasi perusahaan. Dalam WIR Tech Outlook yang tersaji di acara Disrupto tersebut, WIR Group memaparkan digital reality menjadi salah satu strategi dalam mengembangkan dan bertransformasi ditengah terus didorongnya infrastruktur di Indonesia.
Executive Chairman WIR & Co-Founder Disrupto Daniel Surya mengatakan, menyongsong industri 5.0, Indonesia punya segala hal untuk menangkap peluang. Menurut dia, masa depan Indonesia amay prospektif.
"Itulah mengapa kami selalu mendorong, penggunaan teknologi masa depan yang terus dikembangkan. Melalui Disrupto, semua hal yang berkaitan dengan ini kami diskusikan, sembari tentunya melebarkan sayap kami dalam menjemput investor dan pelanggan," ujar dia di Jakarta, Jumat (22/11).
Data Corporation memperkirakan anggaran teknologi informasi pada sektor ritel akan tumbuh 17% per tahun hingga 2021, sehingga menjadikan sektor ritel menjadi salah satu sektor dengan pertumbuhan tercepat untuk belanja teknologi di Indonesia. IDC memperkirakan sektor ritel akan memprioritaskan transformasi digital untuk meningkatkan business operations, customer engagement dan pemahaman yang lebih baik tentang referensi berbelanja konsumen.
Menurut Daniel, WIR Group beroperasi dengan prinsip fundamental dan kami optimis dalam melihat perkembangan pemanfaatan digital reality di beragam sektor dan terutama mereka yang ingin bertransformasi. Dia mengatakan, sejak tahun 2009 WIR Group berdiri, telah melayani lebih dari 1.000 proyek di 20 negara, termasuk Amerika, Jerman, Spanyol, Nigeria, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Myanmar dan beberapa negara lain.
"Kami juga memiliki beberapa sub unit, yakni AR&Co; (pengembang konten augmented reality), DAV (perangkat internet of things berbasis augmented reality), Mindstores (jaringan toko virtual), dan Minar (game augmented reality berbasis geolocation) menghasilkan kerja sama strategis dengan beberapa pemimpin industri di Indonesia seperti Alfamart, Kimia Farma, Electronic City, PHRI, PPJI, dan Awadah Group (berafiliasi dengan NU)," ujarnya.
Dia mengatakan, industri ritel merupakan salah satu industri yang memiliki pertumbuhan tercepat dengan konsumen yang menuntut diferensiasi pengalaman, sehingga teknollogi digital reality ini merupakan solusi yang strategis dalam pertumbuhan bisnis atau transformasi. Teknologi digital reality bersifat inklusif karena bisa diterapkan di beragam sektor seperti fintech, kesehatan, agrikultur, transportasi dan pelayanan informasi di bandara serta lainnya.
"Future of Humanity yang merupakan tema Disrupto tahun ini dalam kaitannya dengan pemanfaatan teknologi untuk inklusi yaitu untuk mereka yang tinggal di daerah urban dan non-urban," ujarnya.
Dia mengatakan, WIR Group memiliki misi untuk menciptakan platform teknologi baru yang tidak hanya memberikan manfaat tetapi juga memberdayakan masyarakat yang mendorong Disrupto 2019, mengangkat tema manfaat yang ditimbulkan dari perkembangan teknologi yang diiringi dengan sisi humanity.
“Kami menggagas Disrupto untuk menunjukkan kepada masyarakat Indonesia sejauh mana perkembangan teknologi yang sudah terjadi saat ini dan mendorong masyarakat agar lebih adaptif. Kami juga ingin menunjukkan bahwa teknologi baru ini tidak semerta-merta hanya demi kepentingan perusahaan semata, melainkan juga bermanfaat bagi umat manusia," ujarnya.
Disrupto 2019 diadakan selama tiha hari mulai dari tanggal 22 - 24 November 2019, di Plaza Indonesia dan akan ada di lima stage, DISRUPTO Hall, Atrium On4, MFH, Disrupto Society, dan VOS Stage. Acara ini dihadiri oleh beberapa pembicara seperti: Furhat Robotik, sebuah robot manusia yang mampu berkomunikasi dua arah dengan ekspresi wajah dan gesture yang natural, akan berada di session The Human Interface di stage Disrupto Hall.
Kemudian, Tilly Lockey, seorang gadis berusia 14 tahun yang menjadi manusia bionic dengan tangan “robot”, Tilly hadir di session Being Different is the New Normal.
"Lali Cyberdyne yang merupakan sebuah perusahaan robot asal Jepang yang membuat robot untuk membantu para kaum lansia dan disabilitas dalam mobilitasnya. Watergen, perusahaan yang menciptakan teknologi untuk dapat mengubah udara menjadi air yang aman untuk diminum. Prof. Rhenald Kasali pada sesi The Future of Humanity," paparnya.
Selain pembicara tersebut, kata dia, acara ini juga dihadiri oleh beberapa CEO dari berbagai industri yang menjadikan era disrupsi ini sebagai peluang untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat.
"Ini semua sesuai visi kami di tahun 2020 yang akan terus bersinergi dengan tujuan pemerintah untuk 'memasyrakatkan' teknologi," ujarnya.