Sabtu 23 Nov 2019 00:45 WIB

Arkeolog Temukan Kuil Megalitikus Berusia 3.000 Tahun

Kuil ini diyakini pernah digunakan sebagai tempat untuk melakukan upacara keagamaan.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Arkeolog menemukan kuil berusia 3.000 tahun di Peru.
Foto: Museo Tumbas Reales de Sipán via livescience
Arkeolog menemukan kuil berusia 3.000 tahun di Peru.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para arkeolog telah menemukan sebuah kuil megalitik berusia 3.000 tahun di Peru. Kuil ini diyakini pernah digunakan sebagai tempat untuk melakukan upacara keagamaan atau ritual kesuburan.

Kuil ini ditemukan di situs arkeologi Huaca El Toro, yang tepatnya terletak di Oyotún modern di Lembah Zaña di wilayah barat laut negara itu. Kultus kuno yang para pengikutnya menyembah air diperkirakan membangun kuil di daerah, di mana sebuah sungai, yang menjadi semacam simbolisme teritorial.

Menurut Edgar Bracamonte, seorang arkeolog yang ikut serta dalam penggalian, air adalah elemen terpenting dalam hidup yang saat ini sangat sulit untuk diakses tanpa teknologi.  Bracamonte juga mengatakan bahwa kuil itu berdiri sejak 3.000 tahun hingga periode Formatif atau sebuah tahapan sejarah Amerika kuno yang mendahului metode kontruksi yang ada. Lokasi kuil ini adalah berada diantara sungai dan  atau sumur kecil yang dahulu digunakan untuk meramalkan musim hujan.

“Ini menunjukkan pentingnya air bagi orang-orang dari periode Formatif,” ujar Bracamonte dilansir Live Science, Jumat (22/11).

Kuil itu juga dibangun dengan menggunakan berbagai ukuran besar, serta batu-batu berukir yang dipindahkan ke daerah tersebut dari pegunungan sekitar 1,86 mil atau tiga kilometer jauhnya. Tempat sakral ini juga diperkirakan telah ditinggalkan sejak 250 SM (Sebelum Masehi) dan kemudian digunakan sebagai tanah pemakaman oleh orang-orang Chumy pada sekitar 1300.

Dalam penggalian, tim arkeolog menemukan 21 makan di kuil, yang terdiri dari 20 milik orang Chumy dan satu milik pria dewasa yang dimakamkan selama periode Formatif. Selama periode itu, mayat diorientasikan dari timur ke barat dan dikuburkan dengan satu persembahan.

Bracamonte mengatakan laki-laki dewasa ini dimakamkan dengan botol keramik yang memiliki dua corong dan gagang, karakteristik gaya dari periode Formatif akhir. Penggalian juga mengungkapkan bahwa kuil itu dihuni dalam tiga tahap, yang pertama kali diperkirakan terjadi antara 1500 SM dan 800 SM ketika orang-orang mulai membangun fondasi bangunan dari tanah liat yang berbentuk kerucut.

Selanjutnya yang kedua adalah antara 800 SM dan 400 SM, ketika kuil megalitikum dibangun dengan pengaruh dari peradaban pra-inca yang dikenal sebagai Chavin. Kemudian yang ketiga atau terakhir adalah antara 400 SM dan 100 SM, ketika orang-orang mulai memiliki desain kolom bundar untuk menahan atap candi.

Penggalian yang dilakukan arkeolog dilakukan pada September dan November. Hingga saat ini, penelitian masih terus dilakukan untuk menganalisis temuan di laboratorium.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement