REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Situs Megalitikum Tutari di Kampung Doyo Lama, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, Papua, butuh perhatian dari para pemangku kepentingan. Pasalnya, sudah sejak tiga tahun lalu Situs Megalitik Tutari tidak mendapat perhatian.
"Sejak tiga tahun terakhir ini, Situs Megalitikum Tutari tidak mendapat perhatian dari dinas terkait," kata Hans Marthen Pangkatana, juru kunci atau penjaga Situs Megalitik Tutari di Jayapura, Rabu (20/11).
Padahal, kata dia, berbagai laporan dan aduan terkait kebutuhan untuk perawatan Situs Megalitik Tutari sudah sering dilayangkan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua. Namun hingga kini tidak mendapat tanggapan.
"Saya kerja di sini sejak 1999, tapi perhatian tempat ini sebagai salah satu destinasi wisata tidak sama dengan Tugu McArthur di Ifaar Gunung," katanya.
Lebih lanjut, Hans merincikan hal yang perlu mendapat perhatian, di antaranya adalah papan nama Situs Megalitik Tutari yang berjumlah dua buah sudah tidak terbaca lagi isinya dan telah dicabut dari pinggir jalan. Sementara satu unit rumah yang ada di lokasi situs tersebut, perlu mendapatkan peremajaan atau renovasi karena telah rusak disejumlah bagian, bahkan tidak ada toilet dan air bersih bagi wisatawan yang akan datang berkunjung.
"Jadi, semalam karena Balai Arkeologi Papua mau buat sosialisasi kepada para pelajar, akhirnya pegawai mereka membersihkan area dipintu masuk dan sekitar rumah situs dengan mesin babat. Karena mesin babat yang kami punya disini sudah rusak sejak lama," kata Hans mengeluh.