Rabu 20 Nov 2019 23:14 WIB

Indonesia Segera Buat Roadmap Pengembangan Kecerdasan Buatan

Kecerdasan buatan (AI) menjadi bagian penting untuk industri 4.0.

Kecerdasan buatan (Ilustrasi)
Foto: Flickr
Kecerdasan buatan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brodjonegoro mengatakan, Indonesia segera menyusun roadmap atau peta jalan untuk pengembangan artificial intelligence (AI). Menurutnya, kecerdasan buatan menjadi salah satu bagian penting untuk industri 4.0.

"Artificial Intelegence merupakan salah satu bagian atau fitur penting dari revolusi industri 4.0, namun untuk kita di Indonesia masih belum terbentuk atau jelas petanya," kata dia pada kegiatan Indonesia Economic Forum di Jakarta, Rabu (20/11).

Baca Juga

Roadmap terkait pengaplikasian kecerdasan buatan tersebut sangat dibutuhkan karena memang harus disesuaikan dengan kebutuhan Indonesia terlebih dahulu. Apabila kebutuhan lebih merujuk kepada misalnya sektor kesehatan, maka kecerdasan buatan yang dibentuk atau diaplikasikan itu juga harus diarahkan ke bidang atau sektor yang sama.

Selain itu, Indonesia juga dapat berkaca pada negara-negara maju dengan revolusi industri 4.0 yang berfokus pada kecerdasan buatan. Tujuannya adalah untuk menjaga daya saing mereka, baik di dalam sektor manufaktur maupun sektor jasa.

"Jadi sekarang kita harus identifikasi mana yang prioritas dulu dalam revolusi industri ke-4 ini, termasuk pula adanya cyber security atau keamanan komputer serta dan kejelasan seperti apa nantinya pengembangan kecerdasan buatan Indonesia disertai dengan alat dan sumber daya manusianya.

Bambang menyatakan, pihaknya membutuhkan prospek dari AI tersebut untuk membuat strategi nasional terkait hal itu sehingga diharapkan sudah tersedia kejelasannya pada 2020. Secara umum, ia menjelaskan dalam menerapkan revolusi industri 4.0, langkah pertama Indonesia tentunya perlu mengadopsi revolusi industri itu sendiri di semua aspeknya.

Di samping artificial intelligence, tentu termasuk aspek-aspek lain baik itu di "printing" atau percetakan, di "cloud computing" atau komputasi awan, di "internet of thing" atau internet untuk segala dan sebagainya. Menurutnya, untuk aspek-aspek selain AI sebenarnya sudah terlihat pergerakannya serta sudah cukup jelas bagaimana arah ke depan dalam penerapannya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement