Jumat 15 Nov 2019 01:36 WIB

Uber di Inggris Siapkan Tombol Fitur Diskriminasi

Fitur ini akan memungkinkan penumpang melaporkan diskriminasi secara cepat.

Rep: Abdurrahman Rabbani/ Red: Gita Amanda
Uber
Uber

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Uber telah menyiapkan fitur tambahan tombol diskriminasi di dalam aplikasinya. Hal tersebut dilakukan atas klaim diskriminasi yang kerap terjadi di dalam kendaraan, Kamis, (14/11).

Dilansir dari The Telegraph, fitur penambahan tombol di aplikasi tersebut nantinya digunakan oleh penumpang dan pengemudi untuk melaporkan masalah. Fitur ini akan memungkinkan penumpang melaporkan diskriminasi secara cepat.

Baca Juga

Lebih lanjut, dari pihak Uber mengatakan pengemudi yang dilaporkan dapat melihat akun mereka dinonaktifkan secara permanen. Sementara bagi penumpang yang dilaporkan atas pelanggaran tersebut akan kehilangan akses ke akun mereka.

Penambahan fitur tombol di aplikasi ini terjadi setelah klaim berulang bahwa penumpang menghadapi seksisme dan diskriminasi berdasarkan ras, cacat dan seksualitas.

Sebuah laporan tahun 2016, dari Biro Riset Ekonomi Nasional di Amerika Serikat menemukan penumpang wanita lebih sering mengalami diskriminasi. Mereka dibawa oleh pengendara lebih lama agar membayar lebih mahal. Ini merupakan cara pengendara mencari keuntungan dari mereka.

Disamping itu, untuk penumpang kulit hitam, mereka diminta untuk menunggu lebih lama agar dapat menaiki transportasi uber tersebut.

Diketahui, Uber juga mengumumkan akan menambahkan deteksi kecelakaan otomatis ke dalam aplikasinya. Fitur "RideCheck" akan mendeteksi kerusakan dengan menggunakan sensor di telepon pintar pengguna aplikasi Uber. Hal itu juga dapat mendeteksi kondisi kendaraan, seperti kendaraan yang mogok.

Aplikasi kemudian akan secara otomatis mengarahkan pengemudi Uber ke fitur keamanan dalam aplikasi, seperti tombol darurat untuk memanggil polisi.

“Tidak ada yang lebih penting daripada keselamatan pelanggan kami,” kata Manajer Umum Regional untuk Eropa Utara dan Timur, Jamie Heywood.

Pihak Uber telah berjanji untuk merilis laporan transparansi tahunan, merinci berapa kali pengendara mengalami pelecehan secara seksual. Yang pertama akan dirilis akhir tahun ini.

Di samping itu, CEO Uber Dara Khosrowshani menginginkan Uber menjadi tranportasi yang paling aman. "Saya ingin Uber menjadi platform transportasi teraman di planet ini," katanya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement