Senin 11 Nov 2019 21:10 WIB

Membuat UMKM 'Bergairah' di Era Digital

UMKM berpeluang tumbuh di era digital.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nora Azizah
Aplikasi belanja di supermarket. Ilustrasi
Foto: Dailymail
Aplikasi belanja di supermarket. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta koperasi sebenarnya berpeluang tumbuh di era disrupsi ini. Menurutnya UMKM bisa tumbuh dengan cara, yakni lewat pemanfaatan digitalisasi dengan membuat platform yang bisa memperluas pasar UMKM.

"Kedua, memberikan sentuhan teknologi produksi atas produk-produk UMKM. Ketiga, menyediakan fasilitas skema pembiayaan yang sesuai karakeristik UMKM," ujar Teten melalui siaran pers yang diterima Republika pada Senin, (11/11).

Baca Juga

Menurutnya, agar bisa mengakses pembiayaan khususnya dari perbankan,  para UMKM atau kelompok tani, bisa tergabung dalam wadah koperasi. Dengan begitu memiliki badan hukum yang memudahkan lembaga pembiayaan seperti perbankan untuk mengucurkan pembiayaan.

"Koperasi menjadi agregasi dari UMKM semisal kelompok pertanian, peternakan, perikanan, kuliner, maupun kerajinan. Kenapa harus agregasi? Karena rentang UMKM sangatlah luas dan rumit," jelasnya.

Ia menambahkan, dibutuhkan kebijakan yang mampu menjangkau semua pelaku UMKM. Seperti diketahui, jumlah pelaku UMKM mencapai 63 juta lebih, sebanyak 98 persen di antaranya merupakan pengusaha mikro.

Teten mencontohkan, para petani di Pulau Jawa rata-rata memiliki lahan sempit atau di bawah dua hektar. Lahan ini masih ditanami banyak komoditi.

Meski UMKM, lanjutnya, menyumbang 60 persen Produk Domestik Bruto (PDB), namun umumnya mereka belum masuk pada value chain atau rantai produksi. Dengan demikian digitalisasi menjadi sangat penting untuk menghubungkan antara petani, konsumen maupun investor.

"Aplikasi menjadi penting agar ada agregasi dari para petani-petani kecil ini. Dengan begitu bisa masuk dalam skala bisnis," jelas Teten.

Ia menuturkan, aplikasi juga bisa menghubungkan akses pasar dan memberikan kepastian. Termasuk menjawab masalah modernisasi teknologi produksi, sehingga nantinya produk petani dari sisi pengolahan, bisa dipusatkan dalam sharing factory.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement