Senin 11 Nov 2019 02:00 WIB

Pengumpulan Data Transaksi E-Commerce Mulai Dilakukan

Pengumpulan data dilakukan Idea, Bank Indonesia, dan BPS.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nora Azizah
Ilustrasi Aplikasi Ponsel
Foto: pixabay
Ilustrasi Aplikasi Ponsel

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi E-commerce Indonesia (Idea) menyatakan, pengumpulan data transaksi e-commerce sudah mulai dilakukan. Kali ini, asosiasi bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) bukan Badan Pusat Statistik (BPS).

"Sama BPS masih belum selesai sampai sekarang. Jadi kita lakukan ulang sama BI," ujar Ketua Umum Idea Ignatius Untung kepada Republika, Ahad, (10/11).

Baca Juga

Ia menjelaskan, sebenarnya Idea dan BI sudah berdiskusi mengenai pengumpulan data itu sejak awal 2019. Hanya saja karena terkendala berbagai hal termasuk Pemilihan Presiden (Pilpres) yang berlangsung pada April-Mei lalu, maka jalannya agak lambat.

"Tetap jalan, tapi tidak secepat dugaan. Prosesnya tidak berhenti, namun deal-nya satu-persatu. Misal BI dengan Tokopedia, BI dengan Bukalapak, itu sudah terkonek masing-masing," jelas Ignatius.

Berbeda dengan cara pengumpulan data BPS yang mengharuskan perusahaan e-commerce mengisi form, BI langsung lewat jaringan mesin ke mesin. "Jadi nggak isi form, pokoknya jumlah transaksi siapa, BI otomatis langsung tahu," kata dia.

Semakin banyak data yang terkumpul, lanjutnya, semakin lengkap pula hasilnya. Dengan begitu ke depannya bisa digunakan.

"Kita sengaja tidak announce bareng-bareng. Alasannya, BI maunya continue sehingga menurut kita buat apa di-announce, nanti kalau datanya sudah lengkap baru bisa kita keluarkan," jelas Ignatius.

Ia berharap, pada 2020 data transaksi e-commerce sudah lengkap. "Jadi tahun depan seharusnya sudah ada data yang bisa di-publish," katanya.

Sebelumnya bersama Idea, BPS berencana memulai perhitungan data transaksi e-commerce pada Januari 2018. Hanya saja hingga kini, data tersebut belum selesai dihimpun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement