Rabu 06 Nov 2019 14:02 WIB

Delapan Negara Pamer Teknologi Keamanan Siber

Sebanyak 100 perusahaan terlibat di Cyber Security dan Indonesia Fintech Show 2019.

Keamanan Siber (ilustrasi)
Foto: pixabay
Keamanan Siber (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak delapan negara memamerkan kecanggihan teknologi keamanan Siber dan ekonomi digital. Pameran teknologi ini diselenggarakan dalam konferensi 'Cyber Security Indonesia dan Indonesia Fintech Show 2019' di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (6/11).

Delapan negara tersebut adalah Indonesia, Singapura, Polandia, Hungaria, Amerika, Rusia, Inggris dan Korea Selatan. Sebanyak 100 perusahaan dalam dan luar negeri yang bergerak di bidang industri keamanan siber dan finansial teknologi juga terlibat dalam pameran itu.

Baca Juga

Product Director Tarsus Indonesia, Niekke W Budiman, mengatakan, acara ini menampilkan beragam perkembangan industri dan teknologi terkini dari keamanan siber dan Fintech. Hal ini diharapkan mampu menjadi solusi tepat bagi para pelaku usaha untuk mendapatkan segala kebutuhan keamanan siber dan jasa layanan keuangan berbasis teknologi.

"Perkembangan teknologi sangatlah pesat dan tanpa batas dari waktu ke waktu diseluruh dunia. Hal ini mendorong kita untuk menggunakan teknologi sebagai pendukung beragam kegiatan sehari-hari," katanya.

Penggunaan sumber data dan informasi menjadi instrumen penting sehingga keamanan siber menjadi sangat diperlukan. Cyber Security Indonesia dan Indonesia Fintech Show 2019 diharapkan bisa menjadi wadah mempertemukan seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah selaku regulator, maupun pelaku usaha sebagai penyedia solusi keamanan siber dan jasa keuangan.

"Kita bersama-sama bertukar informasi mengenai teknologi, inovasi terbaru, membangun jaringan bisnis dan membahas perkembangan industri keamanan siber serta finansial teknologi guna menjawab segala tantangan di masa depan," kata Niekke.

Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), Danny Buldansyah, mengatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi target serangan siber. Oleh karena itu, melalui acara ini diharapkan dapat mempersembahkan platform yang tepat bagi para pemangku kepentingan baik pemeritah maupun pelaku usaha.

"Ini menjawab masalah terpenting dengan prioritas regulasi dalam menjaga integritas keamanan data dan informasi di tanah air serta membuka wawasan akan pentingnya manajemen keamanan siber," kata Danny.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement