Rabu 06 Nov 2019 04:37 WIB

UAE Kirim Astronot Pertama ke Stasiun Luar Angkasa

Mansouri menghabiskan 8 hari untuk melaksanakan misi tertentu di stasiun luar angkasa

Rep: Rizkyan adiyudha/ Red: Esthi Maharani
Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS)
Foto: WIKIPEDIA
Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hazza Al Mansouri menjadi muslim pertama asal Uni Emirat Arab (UEA) yang terbang ke luar angkasa. Mansouri menghabiskan delapan hari untuk melaksanakan misi tertentu di stasiun luar angkasa internasional.

Mansouri mengaku terbang ke angkasa penuh kegugupan. Hal itu dia ungkapkan saat menghadiri acara yang diadakan untuk mempromosikan industri ruang angkasa UEA di Dubai World Trade Center.

Penampilannya di acara Young Professionals in Space adalah kesempatan pertamanya untuk berbagi pengalaman di ISS dengan publik sejak kembali pada Oktober lalu. Dia mengatakan, apa yang dilakukan Neil Armstrong, Apollo 11 dan Rusia adalah sesuatu yang ingin dilihat UEA.

“Dan itu sudah terjadi di sini. Peluncuran memicu sesuatu dalam jiwa anak-anak dan tidak hanya di sini tetapi di seluruh wilayah Arab," kata Hazza Al Mansouri seperti diwartakan Thenational, Selasa (5/11).

Dia berharap, era kemajuan berkelanjutan saat ini dapat menyaingi pencapaian yang menjadi tonggak dengan menempatkan manusia pertama di Bulan pada 1960-an. Dia percaya anak-anak muda di UEA dan arab sudah terinspirasi dan akan mengikuti impian mereka serta melakukan sesuatu yang hebat.

Prestasinya telah membuatnya menjadi pahlawan bagi banyak orang, tidak hanya di UEA tetapi juga bagi orang Arab di seluruh dunia. Dia berbicara tentang bagaimana perjalanannya ke ruang angkasa telah menangkap imajinasi generasi muda.

"Pertama kali saya pergi ke masjid, setelah kembali, saya bertemu dengan beberapa anak yang bertanya kepada saya tentang misi luar angkasa. Keesokan harinya aku kembali dan dikejutkan oleh kerumunan anak-anak di sana menungguku dan saya menghabiskan satu jam menjelaskan semuanya kepada mereka," katanya.

Kendati, dia mengaku perjalanannya mengarungi angkasa bukan tanpa kendala. Dia harus memecahkan masalah bahasa mengingat dirinya terbang bersama kosmonot Rusia. Namun, hal itu tidak menjadi halanagan dan bahkan dia mengaku ingin segera kembali ke luar angkasa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement