Senin 28 Oct 2019 14:19 WIB

Ilmuwan Temukan Tulang Ikan Purba di Uni Emirat Arab

Tulang ikan purba bisa untuk mengetahui perdaban di Teluk Persia 8.000 tahun lalu.

Rep: Febryan A/ Red: Dwi Murdaningsih
Tulang ikan purba yang ditemukan di UEA.
Foto: Kevin Lidour via the national.ae
Tulang ikan purba yang ditemukan di UEA.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Sejumlah arkeolog berhasil menemukan tulang ikan purba di dua pulau di Uni Emirat Arab, pada pekan lalu. Penemuan itu diyakini bisa digunakan untuk mengetahui perdaban di Teluk Persia pada 8.000 tahun yang lalu.

Penemuan pertama berada di Pulau Marawah, 170 kilometer dari Dubai. Arkeolog itu berhasil menemukan sekitar 7.500 tulang ikan di sebuah bekas rumah batu purba. 37 persen tulang ikan itu masih bisa diidentifikasi untuk mengetahui spesiesnya.

Baca Juga

Penemuan lainnya ada di Pulau Dalma. Setidaknya 54.846 tulang ikan purba berhasil dikumpulkan dari pulau ini. Sekitar 31 persennya masih bisa diteliti lebih lanjut.

Kepala arkeologi untuk Al Dhafra dan Abu Dhabi di Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Mark Beech, mengatakan, tulang ikan purba itu akan membantu menjelaskan bagaimana komunitas Zaman Batu berkembang pesat di Teluk Persia sekitar 8.000 tahun yang lalu.

Tulang itu berpotensi besar untuk menjelaskan tentang diet, metode penangkapan ikan, dan gaya hidup peradaban purba di wilayah itu. Seperti penemuan tulang ikan kecil di dekat pantai Pulau Marawah yang menunjukkan bahwa komunitas purba di sana menggunakan jaring dan perangkap untuk menangkap ikan kaisar dan ikan air tawar di perairan dangkal.

Tulang-tulang itu juga menjadi bukti awalan bahwa komunitas purba di Teluk Persia tidaklah hidup nomaden sebagaimana yang diyakini para peneliti sebelumnya. Penemuan ini akan memberikan gambaran yang lebih solid tentang kehidupan manusia ribuan tahun lalu di sana.

"Tempat sampah makanan ini adalah surga bagi para arkeolog karena memberi kita informasi tentang apa yang dimakan oleh penduduk purba. Kami dapat memperoleh informasi yang sangat terperinci dari tulang ikan,” kata Beech dikutip dari laman thenational.ae pada Senin (28/10).

Beech mengatakan, penemuan ini akan menjelaskan bagaimana revolusi Neolitikum di sana. Di mana daerah lain mulai memelihara hewan dan tumbuhan, sedangkan di Teluk Arab sangat bergantung pada sumber daya laut.

"Jadi cerita tentang tulang ikan adalah bagian dari gambaran yang lebih besar tentang masyarakat pesisir pada Zaman Batu," kata Beech.

Selain menemukan tulang ikan purba, Beech bersama sejumlah arkeolog dari berbagai universitas juga menemukan sebuah benda yang diyakini sebagai mutiara alami tertua di dunia. Diperkirakan mutiara itu digunakan sekitar 5.800 -5.600 tahun sebelum Masehi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement